Thursday, August 30, 2018

Area kerja pada 3Ds Max-dan bagian-bagian yang ada pada 3Ds Max

Main Toolbar dan Bagiannya :

Post by : Muhaemin

    Apa kabar semua,kembali lagi di blogger Jiwenk Desain.kali ini akan menginformasikan mengenai bagian-bagian pada menu Main Toolbar di Area kerja 3Ds Max.

   Main Toolbar :

  Main Toolbar yaitu tool yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam memanipulasi objek yang kita buat.terdapat berbagaiain tool bar:

1. Undo > sebagai history pallete atau untuk kembali ke perintah sebelumnya.
2. Rendo > yaitu kebalikan dari Undo
3. Select & Link > untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lain sehingga ada satu ikatan antara objek yang lainnya.
4. Unlink selection > kebalikan dari Link yaitu untuk memutuskan ikatan atau hubungan tsb.
5. Bind to space warp > fasilitas yang digunakan untuk menguhubungkan satu objek dengan efek tertentu.
6. Selection filter > fasilitas yang dapat digunakan untuk menyaring objek apa yang akan dipilih.
7. Select objek > yaitu untuk memilih atau menyeleksi objek.
8. Select by name > untuk memilih objek berdasar nama objek.
9. Select and move > yaitu untuk memilih dan memindahkan posisi objek.
10. Select and rotate > yaitu untuk memilih dan memutar objek.
11. Select and scale > yaitu untuk memeruilih dan mengubah ukuran objek.
12. Use center flyout >yaitu untuk menentukan coordinate sistem yang akan mumpengaruhi proses transformasi.
13. Miror > untuk menggandakan atau mencerminkan objek.
14. Layer manager > untuk mengatur layer.
15. Curve editor > untuk mengatur curva dari objek yang kita buat.
16. Material editor > fasilitas untuk memberi material atau teksture pd objek yng kita buat.
17. Render scene dialog > untuk merender animasi atau model pada scene terpilih.

Demikian yang bisa Jiwenk unggahkan mengenai bagian kerja pada Software 3Ds Max,semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jangan lupa Like dan Share postingan
Ikuti terus Blog ini
Terima kasih
Share:

Tuesday, August 28, 2018

Karakteristik wirausahawan dan keberhasilannya dalam berwirausaha

Krakteristik wirausaha dan keberhasilannya dalam berwirausaha :


Post by : Muhaemin

Kali ini jiwenk akan menginformasikan mengenai karakteristik seorang wirausahawan dan keberhasilannya ketika berwirausaha antara lain :

A. Kerja keras
Yaitu kegiatan yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah dan tidak berhenti bekerja sebelum pekerjaan yang dikerjakan belum selesai.

B. Disiplin
Yaitu seseorang yang memiliki sikap selalu tepat waktu dan tepat janji ,sehingga orang lain mempercayainya.

C. Realistis
Yaitu cara berpikir seseorang yang penuh perhitungan yang sesuai kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan sekedar angan-angan.

D. Mandiri
Yaitu sikap seseorang yang tidak menggantungkan keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap orang lain.

E. Prestatif
Yaitu melakukan sesuatu dengan pikiran bahwa yang akan diwujudkan memiliki nilai-nilai keunggulan.

F. Komitmen tinggi
Yaitu sikap teguh seorang wirausahawan dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran.

G. Jujur
Yaitu seorang wirausaha yang mau dan mampu mengatakan apa adanya.


Mungkin ada kekurangan dari infamasi yang jiwenk informasikan, mohon maaf sebesar-besarnya.

Terima kasih
Semoga bermanfaat
Please Like & Share Postingan ini
Share:

Monday, August 27, 2018

Langkah-langkah membuat animasi shape tween :

Berikut Langkah-langkah membuat animasi Shape Tween menggunakan Software Adobe Flash :


Post By : Muhaemin

   Sebelum membuat animasi shape tween, sudahkah pemirsa menguasai software adobe flash nya,dan sudahkah pemirsa mempelajari cara membuat animasi menggunakan software adobe flash ??

  Sebelum membuat animasi, pastikan pemirsa sudah mempelajari software nya yaitu adobe flash.software ini salah satu dari aplikasi edit aninasi yang sering dipakai untuk membuat animasi. Dengan cara cepat dan mudah, jiwenk akan memberikan salah satu cara untuk membuat animasi Shape Tween.

Berikut langkah-langkah dan caranyab:
✓ Buatlah obyek lingkaran dengan menggunakan Oval Tool.
✓ Pada bagian frame ke 20,lakukan klik kanan dan pilihlah Insert Keyframe ,dan kemudian klik pada Frame ke 20 lagi dan tekan Dellete pada Keyboard,maka obyek lingkaran otomatis akan hilang.
✓ Kemudian buatlah obyek baru lagi dengan bentuk yang berbeda semisal Persegi panjang dengan menggunakan Rectangle Tool pada posisi manapun.
✓ Klik pada Frame 1 ,pada menu Properties Flash ,ganti opsi Tween dengan Shape.
✓ Tekan tombol Ctrl+Enter untuk melihat hasil animasi yang dibuat.

Demikian langkah-langkah membuat animasi Shape Tween menggunakan Adobe Flash.
Semoga bermanfaat.

Terima kasih pemirsa,
Jangan lupa Like dan Share yaa..
Share:

10 Sifat atau watak seorang wirausahawan ( 10D )

   10 Sifat seorang wirausahawan menurut Bygrave yang terkenal dengan istilah 10D 


Post by : Muhaemin 


      Kali ini Jiwenk akan menginformasikan sifat-sifat seorang wirausahawan yang dirumuskan oleh Bygrave yang terkenal dengan sifat 10D meliputi :

   •Dream (mimpi)
   •Decisivense (cepat dalam mengambil keputusan)
   •Doers (pelaku)
   •Determination (ketepatan hasil)
   •Dedication (dedikasi)
   •Devotion (kesetiaan)
   •Detail (rincian)
   •Destiny (nasib)
   •Dollars (uang)
   •Distribute (distribusi)


Terima kasih
Semoga bermanfaat
Please Like and Share 
Share:

Thursday, August 16, 2018

Contoh Teks Biografi: Pengertian Ciri-ciri, dan Struktur


Teks Biografi: Pengertian Ciri-ciri, dan Struktur



Post By : Muhaemin
Teks Biografi – Acap kali kita membaca biografi seorang tokoh, tapi kita hanya membacanya saja, tanpa mengetahui bagaimana cara membuat teks biografi. Untuk itu, yuk kita memperdalam bagaimana proses teks biografi disusun atau dibuat hingga sampai kepada orang banyak.
Kenapa harus begitu? Ya, tujuannya agar kita tidak menjadi pembaca yang konsumtif saja dan bisa lebih menghargai karya cipta dari penulis.
Berbicara mengenai teks biografi, tentunya ada beberapa bagian yang melatarbelakanginya. Demi mempermudah dalam mempelajarinya, pembahasan teks biografi dibagi menjadi 5 pokok bahasan, yang kesemuanya itu akan di ulas sebagai berikut:

1. PENGERTIAN TEKS BIOGRAFI

teks biografi dari injil
Teks biografi adalah suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh seseorang agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan untuk orang banyak.
Selain biografi, ada juga yang namanya Autobiografi. Autobiografi merupakan suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut. Untuk itu, antara biografi dan autobiografi sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari penulisnya, apakah riwayat tersebut ditulis sendiri atau orang lain yang menulisnya.

2. CIRI-CIRI TEKS BIOGRAFI

Memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah-masalah sampai pada akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan
Teks biografi memiliki struktur yang jelas

3. JENIS-JENIS BIOGRAFI

BERDASARKAN SISI PENULIS

  • Autobiografi, Suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut.
  • Biografi, Suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh orang lain.
Biografi berdasarkan izin penulisan dibagi menjadi dua:
  • Authorized biography, sebuah biografi yang penulisannya mendapatkan izin atau sepengetahuan tokoh yang akan di tulis cerita hidupnya.
  • Unauthorized biography, biografi yang penulisannya tanpa seizing dan sepengetahuan tokoh yang akan di tulis kisah hidupnya. Biasanya penulisan unauthorized biography terjadi karena tokoh tersebut telah wafat.

BERDASARKAN ISINYA

  • Biografi perjalanan hidup, berisi sebuah perjalanan hidup lengkap seorang tokoh atau diambil dari bagian-bagian yang dianggap mempunyai kesan.
  • Biografi perjalanan karir, berisi sebuah perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini atau bisa juga perjalanan karir dalam mencapai sebuah kesuksesan tertentu.

BERDASARKAN PERSOALAN YANG DIBAHAS

  • Biografi politik, penulisan cerita hidup tokoh suatu Negara dilihat dari sudut pandang politik. Biografi semacam ini mendapatkan bahan dari kumpulan berbagai riset. Akan tetapi, biografi politik biasanya tidak lepas atau sarat akan kepentingan penulis atau tokoh yang minta untuk ditulis.
  • Biografi intelektual, biografi ini hampir sama dengan biografi politik, persamaannya yaitu kumpulan bahannya yang didapatkan dari berbagai riset. Namun, penulisannya dituangkan dalam gaya bahasa ilmiah.
  • Berdasarkan jurnalistik, sebuah biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara dengan tokoh yang akan ditulis atau tokoh yang menjadi rujukan sebagai bahan pendukung cerita.
Share:

Pengertian Teks Prosedur, Tujuan, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Macam dan Contoh Teks Prosedur Terlengkap

Post By : Muhaemin
Pngertian Teks Prosedur, Tujuan, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Macam dan Contoh Teks Prosedur Terlengkap – Teks Prosedur merupakan teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan sesuatu hal baik melakukan suatu kegiatan tertentu maupun membuat sesuatu yang disajikan secara beruruta

    Tujuan Teks Prosedur

    Tujuan teks prosedur yaitu untuk membantu pembaca atau pendengar memahami bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat atau dengan kata lain, tujuan penulisan teks prosedur yaitu untuk memperoleh hasil akhir.

    Ciri-Ciri Teks Prosedur

    Adapun ciri-ciri teks prosedur yaitu:
    Menggunakan pola kalimat imperatif atau kalimat perintah.Menggunakan kata kerja aktifMenggunakan konjungsi atau kata penghubung untuk mengurutkan kegiatan atau cara.
    • Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan cara, tempat dan waktu yang akurat.

    Struktur Teks Prosedur Kompleks

    Dalam pembentukannya, teks prosedur memiliki tiga struktur diantaranya yaitu tujuan, material dan langkah-langkah.
    Bagian Tujuan
    Bagian tujuan teks prosedur bisa berupa judul dan juga berisikan tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan di capai jika kita melakukan tahapan pada teks prosedur tersebut.
    Bagian Material
    Bagian material teks prosedur berisi mengenai bahan, alat atau material yang dibutuhkan. Tapi tidak semua teks prosedur terdapat bagian ini. Pada umumnya penggunaan bagian material terdapat pada teks prosedur tentang pembuatan suatu hal seperti makanan dan sebagainya.
    Bagian Langkah-Langkah
    Bagian ini berisi mengenai langkah-langkah yang harus dilewati untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur. Pada bagian ini setiap langkah harus dilakukan dengan urut tidak boleh secara acak.

    Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

    Seperti halnya jenis teks lain, teks prosedur memiliki kaidah kebahasaan sendiri. Kaidah kebahasaan tersebut yaitu:
    a. Konjungsi temporal
    Pada teks prosedur akan banyak ditemukan kata konjungsi temporal atau kata penghubung yang menyatakan waktu kegiatan yang hadir dan berisifat kronologis seperti selanjutnya, berikutnya, kemudian, lalu, dan setelah itu.
    b. Kata kerja imperatif
    Dalam teks prosedur juga akan banyak ditemukan kaliamt imperatif atau kalimat perintah dan larangan yang harus ditaati dalam pelaksanaan teks prosedur.
    c. Verba material dan tingkah laku
    Verba material adalah sesuatu yang mengacu pada tindakan fisik seperti potong wortel, haluskan bumbu dan lain sebagainya. Sedangkan verba tingkah laku merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan ungkapan.
    d. Partisipan manusia
    Ini merupakan semua manusia yang ikutserta dalam teks prosedur tersebut.
    e. Terdapat bilangan sebagai penanda urutan.
    f. Terdapat kalimat introgatif atau kalimat berisikan pertanyaan.
    g. Terdapat kalimat deklaratif atau kalimat berisikan pernyataan.

    Macam-Macam Kalimat Dalam Teks Prosedur

    Terdapat 3 macam jenis kaliamat yang ada dalam teks prosedur yaitu:
    Kalimat Imperatif
    Kalimat Imperatif adalah kalimat berisi perintah dan berfungsi untuk meminta dan melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
    Kalimat Deklaratif
    Kalimat Deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan dan berfungsi untuk memberikan informasi atau berita mengenai sesuatu.
    Kalimat Interogatif
    Kaliamat Interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan dan berfungsi untuk meminta informasi tentang sesuatu.

    Macam-Macam Teks Prosedur Dan Contohnya

    Terdapat beberapa macam jenis tek prosedur yaitu teks prosedur sederhana, teks prosedur kompleks dan teks protokol.

    Teks Prosedur Sederhana

    Teks prosedur sederhana adalah tejs yang hanya menyajikan prosedur yang hanya ditempuh dengan dua atau tiga langkah saja. Contoh prosedur teks sederhana seperti cara mengoperasikan setrika listrik, cara mematikan televisi, cara mengirimkan pesan melalui handphone dan lain sebagainya.
    Langkah awal merupakan syarat untuk langkah selanjutnya, untuk itu 2-3 langkah sederhana tersebut tidak bisa berubah urutannya.

    Teks Prosedur Protokol

    Teks protokol adalah jenis teks prosedur yang langkah kerjanya tidak terlalu ketat atau dengan kata lain langkah kerja pada teks protokol dapat diubah. Langkah-langkah tersebut tidah harus dilakukan secara urut karena tidak saling berkaitan, meski urutan langkah diubah tujuan yang diharapkan tetap bisa terpenuhi. Berikut contoh prosedur protokol yaitu:
    Cara memasak mie instan. Pertama, didihkan air kemudian masukkan mie instan ke dalam air yang mendidih. Setelah itu, silahkan tentukan apakah bumbu racik mie instan akan dimasukan bersama mie yang sedang dimasak atau pisahkan ke dala wadah tersendiri yang sudah disediakan. Setelah mie matang, masukkan kedalam wadah. Terakhir mie siap dihidangkan.

    Teks Prosedur Kompleks

    Teks Prosedur Kompleks adalah teks prosedur yang terdiri atas banyak langkah dan langkah-langkah tersebut berjenjang dengan sublangkah pada setiap langkahnya. Berikut teks prosedur kompleks:
    Cara Mematikan Komputer Yang Benar
    Setelah sebelumnya kita membahas cara untuk menghidupkan komputer yang benar sekarang kita akan membahas bagaimana cara untuk mematikan komputer yang benar. Di bawah ini akan dibagi menjadi dua bagian, pada bagian pertama akan dibahas tentang cara mematikan komputer pada windows XP, Vista, dan Windows 7 setelah itu pada bagian kedua kita akan membahas bagai mana cara untuk mematikan komputer yang benar pada windows 8.
    Untuk cara mematikan komputer pada windows XP, Vista, dan windows 7 yang benar adalah sebagai berikut:
    • Klik menu “START” yang berada pada pojok kiri bawah layar.
    • Lalu klik “shutdown”.
    • Lalu Pilih “OK”.
    • Tunggu hingga komputer mati.
    • Setelah komputer mati, matikan stabilizer dengan cara menekan tombol power setelah itu cabut kabel listrik untuk memutuskan arus.
    Untuk cara mematikan komputer pada windows 8 yang benar adalah sebagai berikut:
    • Arahkan pointer mouse ke pojok kanan bawah.
    • Pilih, setelah itu klik setting.
    • Klik power, setelah itu klik shutdown.
    • Tunggu hingga komputer dalam keadaan benar-benar mati.
    • Setelah itu matikan stabilier dan cabut kabel arus listrik
    Share:

    Wednesday, August 15, 2018

    Materi Ppkn Kls XI SMK/SMA

    Materi Ppkn Kls XI SMK/SMA 
    bab 1 

    Post By : Muhaemin

    Budaya Politik
    Budaya politik merupakan bagian dari kehidupan politik. Budaya politik hanyalah
    dipandang sebagai kondisi-kondisi yang mewarnai corak kehidupan masyarakat tanpa
    memiliki hubungan dengan sistem politik dan struktur politik. Dalam pandangan tersebut,
    budaya politik memengaruhi dalam proses-proses politik.
    Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengetahui berbagai macam peristiwa politik.
    Bahkan, beberapa di antaranya menjadi bahan perbicangan hangat dan menarik. Salah satunya
    adalah penyelesaian masalah Bank Century. Hampir setiap hari, kita dapat menyaksikan
    melalui layar televisi rapat Pansus Century di Gedung DPR. Penyelesian kasus Bank Century
    melalui jalur politik menjadi topik yang hangat dan menarik untuk diikuti. Kita dapat
    mengetahui kinerja para wakil rakyat dalam menyelesaikan kasus yang cukup menghebohkan
    tersebut.
    Gambar 1.2 Penyelesaian kasus Bank Century melalui pansus DPR merupakan
    salah satu peristiwa politik.
    Sumber: wordpress.com
    Dari peristiwa politik yang tersaji melalui media massa, masyarakat dapat memberikan
    pendapat, memperoleh tambahan pemahaman dan pengetahuan cara kerja anggota dewan,
    dapat menilai kesungguhan para wakil rakyatnya, serta menunjukkan sikap dan perasaan
    tertentu. Pendapat, pemahaman, pengetahuan, sikap dan perasaan tersebut merupakan
    cerminan budaya politik masyarakat.
    1. Konsep Budaya Politik
    Konsep budaya politik berpusat pada imajinasi (pikiran dan perasaan) yang membentuk
    aspirasi, harapan, preferensi, dan prioritas tertentu dalam menghadapi tantangan yang
    ditimbulkan oleh perubahan sosial politik. Masyarakat Indonesia secara sosiokultural
    mempunyai pola budaya politik dengan elemen yang pada prinsipnya bersifat dualistis, yang
    berkaitan dengan tiga hal, yaitu:
    1) Dualisme kebudayaan yang mengutamakan keharmonisan dengan kebudayaan yang
    mengutamakan kedinamisan (konfl iktual). Dualisme ini bisa dilihat dalam interaksi
    kebudayaan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Jawa dengan kebudayaan yang dipengaruhi
    oleh kebudayaan luar Jawa, terutama Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Sulawesi.
    A Hakikat Budaya Politik
    4 PKn SMA/MA Kelas XI
    2) Dualisme antara budaya dan tradisi yang mengutamakan keleluasaan dengan yang
    mengutamakan keterbatasan. Hal ini merupakan pengaruh kemanunggalan militer-sipil
    dalam proses sosial politik semenjak Proklamasi sampai dengan Orde Baru.
    3) Dualisme implikasi masuknya nilai-nilai Barat ke dalam masyarakat Indonesia.
    2. Pengertian Budaya Politik
    Budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dilatarbelakangi oleh beberapa hal,
    seperti situasi, kondisi, dan pendidikan masyarakat. Latar belakang tersebut tentunya terjadi di
    sekitar pelaku politik. Mereka dianggap memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam membuat
    kebijakan. Dengan demikian, budaya politik yang berkembang dalam masyarakat suatu negara
    akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
    Untuk memahami tentang budaya politik, terlebih dahulu harus dipahami tentang
    pengertian budaya dan politik. Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu budhayah, bentuk
    jamak dari budhi yang artinya akal. Dengan demikian, budaya diartikan sebagai hal-hal yang
    berhubungan dengan akal atau budi. Budaya adalah segala yang dihasilkan oleh manusia
    berdasarkan kemampuan akalnya. Budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    1) dapat dipelajari,
    2) dapat diwariskan dan diteruskan,
    3) hidup dalam masyarakat,
    4) dikembangkan dan berubah,
    5) terintegrasi.
    Adapun politik berasal dari bahasa Yunani polis dan teta. Polis berarti kota atau negara
    kota, teta berarti urusan. Dengan demikian, politik berarti urusan negara (pemerintahan).
    Selain dari arti kata, banyak para ahli yang mengemukakan pendapat tentang politik. Beberapa
    pengertian tentang politik yaitu:
    a. Mirriam Budiardjo
    Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang
    menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari suatu sistem dan melaksanakan tujuantujuan
    tersebut.
    b. Dr. Wirjono Projodikoro, S.H.
    Politik adalah penggunaan kekuasaan (macht) oleh suatu golongan anggota masyarakat
    terhadap golongan lain.
    c. Joyce Mitchell
    Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuat kebijakan umum untuk
    masyarakat seluruhnya.
    Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan pengertian dari budaya politik.
    Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
    yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu
    sendiri.
    Budaya Politik di Indonesia 5
    Banyak ahli yang mengemukakan pengertian budaya politik. Beberapa defi nisi budaya
    politik yang disampaikan para ahli antara lain:
    a. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba
    Menurut Almond dan Verba, budaya politik suatu bangsa sebagai distribusi pola-pola
    orientasi khusus menuju tujuan politik di antara masyarakat bangsa itu dan tidak lain adalah
    pola tingkah laku individu yang berkaitan degan kehidupan politik yang dimengerti oleh para
    anggota suatu sistem politik.
    b. Austin Ranney
    Menurut Austin Ranney, budaya politik adalah seperangkat pandangan tentang politik
    dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objekobjek
    politik.
    c. Samuel Beer
    Samuel Beer mengemukakan bahwa budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan
    sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa
    yang harus dilakukan oleh pemerintah.
    d. Alan R. Ball
    Alan R. Ball mengemukakan bahwa budaya politik adalah susunan yang terdiri dari sikap,
    kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik.
    Dari beberapa defi nisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai batasan pengertian
    budaya politik, yaitu:
    a. Budaya politik tidak mengedepankan perilaku aktual, tetapi perilaku nonaktual. Bentukbentuk
    perilaku nonaktual seperti pandangan, orientasi, keyakinan, sikap, emosi,
    kepercayaan, dan nilai-nilai yang dihayati para anggota suatu sistem politik.
    b. Budaya politik mengorientasikan sistem politik. Terdapat salah satu faktor yang memiliki
    arti penting pada pandangan terhadap sistem politik yaitu perasaan (trust) dan pemahaman
    (hostility). Perasaan tersebut berwujud kerja sama dan konfl ik yang bermanfat dalam
    membentuk kualitas politik.
    c. Budaya politik mendeskripsikan warga negara sebagai anggota sistem politik.
    Dengan demikian, orientasi warga negara terhadap objek politik, akan memengaruhi
    perilaku nonaktual sebagai cerminan budaya politiknya. Budaya politik masyarakat sangat
    dipengaruhi oleh struktur politik, sedangkan daya operasi struktur ditentukan oleh konteks
    kultural. Dilihat dari sudut pandang rangsangan secara keseluruhan, budaya politik bertujuan
    untuk mencapai atau memelihara stabilitas politik yang demokratis.
    Coba Anda cari konsep dan pengertian budaya politik selain yang tercantum
    di dalam materi! Cari melalui surat kabar, majalah, internet, atau media lain.
    Buatlah rangkuman dari hasil studi pustaka Anda!
    Aktivitas Mandiri
    6 PKn SMA/MA Kelas XI
    3. Komponen Pandangan Objek Politik
    Almond dan Verba mengemukakan bahwa dalam pandangan objek politik terdapat tiga
    komponen, yaitu komponen kognitif, komponen orientasi afektif, dan komponen orientasi
    evaluatif.
    a. Komponen kognitif
    Komponen kognitif adalah komponen yang menyangkut pengetahuan bidang politik dan
    kepercayaan pada politik peranan dan segala kewajibannya.
    b. Komponen orientasi afektif
    Komponen orientasi afektif adalah segala perasaan terhadap politik peranannya, para
    aktor, dan penampilannya.
    c. Komponen orientasi evaluatif
    Orientasi evaluatif adalah keputusan dan paradigma tentang objek politik yang secara
    tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan.
    Menurut Almond dan Verba, untuk mengukur sikap individu dan masyarakat dalam sistem
    politik dapat digunakan ketiga komponen orientasi tersebut. Sementara dalam komponen
    evaluatif orientasi politik seseorang, ditentukan oleh orientasi moral. Norma-norma yang
    dianut seseorang warga negara menjadi dasar bagi sikap dan perannya terhadap sistem politik.
    Sedangkan orientasi evaluatif berkaitan erat dengan evolusi normatif, moral politik, dan etika
    politik
    Dalam kehidupan masyarakat, kekuasaan politik timbul dari hubungan antara
    individu yang menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
    Kebersamaan timbul dari proses saling adaptasi antara berbagai kepentingan
    pribadi. Oleh karena itu, hubungan antara warga masyarakat dengan pemegang
    kekuasaan secara alamiah berada dalam kondisi yang lebih harmonis bila
    dibandingkan dengan hubungan yang terdapat di masyarakat Barat.
    Sumber: www.politikkita.com
    Info Khusus
    4. Peranan Individu dalam Sistem Politik
    Sistem politik modern merupakan satu hal yang sangat kompleks. Politik bukanlah
    suatu bentuk ekspresi dan aktualisasi kemampuan pribadi seseorang melainkan sesuatu
    yang didukung konsep serta gagasan-gagasan warga negara atau anggota masyarakat secara
    konsekuen.
    Seorang politikus dalam suatu waktu memiliki peranan ganda. Misalnya, ia berperan
    sebagai anggota parlemen atau kabinet, sekaligus sebagai pemimpin partai politik atau
    organisasi kemasyarakatan. Dengan posisi tersebut dalam menjalankan peranan yang satu
    sering bertentangan dengan norma dan aturan yang melekat dalam peran yang lain. Untuk
    Budaya Politik di Indonesia 7
    itulah diperlukan kehati-hatian dalam mengungkapkan suatu pendapat, usulan, maupun gagasan.
    Kapan waktunya ia berperan sebagai anggota parlemen dan kapan ia berperan sebagai pemimpin
    partai.
    Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan pentingnya pemisahan peranan (role
    diferentiation) dalam situasi tertentu. Sikap kehati-hatian dalam membedakan peranan
    politik itu dapat dikatakan sebagai salah satu interaksi budaya politik. Untuk melihat peranan
    individu-individu dalam sistem politik, Almond dan Verba membedakan ke dalam golongan
    subjek, yaitu:
    a. subjek pertama adalah struktur khusus seperti badan legislatif, eksekutif, dan birokrasi,
    b. penunjang jabatan seperti pemimpin monarki, legislator, dan administrator,
    c. kebijaksanaan, keputusan, dan penguatan keputusan.
    Orientasi individual terhadap kehidupan politik dipengaruhi oleh orientasi seseorang
    secara terbuka terhadap hal-hal sebagai berikut:
    a. pengetahuan yang dimiliki tentang negara dan sistem politiknya dalam pengertian
    umum,
    b. perasaan seseorang tentang terhadap struktur dan peranan elit politik dan penganjurpenganjur
    kebijakan,
    c. perasaan seseorang tentang struktur-struktur individu, keputusan-keputusan yang
    dilibatkan dalam seluruh rangkaian proses tersebut, bagaimana perasaan dan pendapatnya
    terhadap hal itu,
    d. perasaan seseorang sebagai anggota sistem politik yang berkaitan dengan hak,
    kekuasaannya, kewajibannya, dan strateginya untuk dapat memasuki kelompok orangorang
    yang memiliki pengaruh,
    e. penilaian seseorang terhadap norma-norma berpolitik.
    Gambar 1.3 Pengetahuan yang dimiliki tentang negara dan sistem politiknya dalam pengertian umum
    menjadi salah satu faktor yang memengaruhi orientasi individu dalam kehidupan politik.
    Sumber: wordpress.com
    8 PKn SMA/MA Kelas XI
    Potret Nusantara
    Pembangunan Demokrasi Pemantapan Pendidikan Politik Perkuat Karakter
    Bangsa
    Suara Karya, Senin, 23 Agustus 2010
    JAKARTA -, Dalam kesempatan tersebut, Suwarno mengapresiasi pelaksanaan
    pilkada yang berlangsung damai di sejumlah daerah. Menurut dia, pilkada
    damai dan demokratis menunjukkan keberhasilan daerah dalam menerapkan
    pendidikan politik.
    “Dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang damai, bermartabat, dan
    demokratis, ke depan, Indonesia akan menjadi bangsa yang hebat, karena
    memiliki banyak kelebihan dalam bermokrasi,” katanya.
    Suwarno melihat, dalam pilkada sangat dibutuhkan “wisdom” atau
    kearifan para elite politik dan masyarakat. “Dengan demikian, tidak perlu
    lagi banyak biaya yang dikeluarkan. Dan beragam permasalahan dalam pesta
    demokrasi tidak perlu lagi berakhir di pengadilan. Ini memang harus dilatih,
    bagaimana seseorang bertanggung jawab sesuai level kepemimpinannya,
    termasuk terhadap dirinya sendiri dalam kontribusinya membangun dan
    menumbuhkembangkan demokrasi,” ucapnya.
    Suwarno menuturkan, jika demokrasi sudah mantap, maka upaya mencapai
    kesejahteraan kelak tak hanya diukur dari pertumbuhan, tapi bagimana dengan
    pemerataannya. “Kesejahteraan harus seimbang antara kesejahateraan batin
    dengan fi sik. Ada orang dengan penghasilan rendah bisa menerima, tapi ada
    orang yang berpenghasilan lebih, tapi tidak menerima.” katanya.
    Menurut dia, Indonesia terus berupaya mengungguli negara-negara lain,
    sehingga bangsa ini tak boleh rendah diri. Harus ada kepercayaan diri dan
    keyakinan atas jati dirinya. “Kemampuan itu bisa ditingkatkan melalui tekad,
    semangat, dan format. Tekad harus kuat, semangat harus bagus, dan format
    harus lebih sistematis,” katanya.
    Format kesatuan bangsa dan politik Indonesia ke depan akan terus
    diperkuat. “Sehingga kita dapat diperhitungkan dunia. Yang mendasar
    adalah tekad dan semangat, itu harus ditanamkan masyarakat,” ujar Suwarno.
    (Yudhiarma/Victor AS)
    Sumber: Suara Karya.com
    Pemantapan penerapan pendidikan politik makin memperkuat karakter
    bangsa. Pendidikan politik mampu memperdalam kesadaran tentang makna
    kearifan dan sikap bijak dalam membangun, mengembangkan, dan menjunjung
    tinggi demokrasi. Berdasarkan tradisi yang sudah mengakar selama berabadabad,
    bangsa Indonesia memiliki basis kultur yang bijak, arif dan adil, sehingga
    sangat familiar dengan sikap tenggang rasa dan berlaku adil,
    Keberhasilan menanamkan nilai-nilai kearifan politik ke dalam ranah pemikiran
    warga, sudah merupakan sukses tersendiri bagi sebuah bangsa. Pendidikan politik
    tidak harus sekadar teori. Pembelajaran dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik
    di rumah dan di lingkungan lainnya, adalah pelajaran politik yang sangat berharga.
    Budaya Politik di Indonesia 9
    Berdasarkan sikap, nilai-nilai, informasi, dan kecakapan politik yang dimiliki, orientasi
    warga negara terhadap kehidupan politik memengaruhi penggolongannya ke dalam
    kebudayaan politik. Suatu model budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara
    kasar dengan sistem politik, apalagi hal itu menyangkut budaya politik yang lingkupnya luas,
    terutama bila subkultur disertakan.
    Agar diperoleh pendekatan dan gambaran yang relatif tepat mengenai orientasi individu
    terhadap budaya politik, perlu dikumpulkan informasi mengenai objek pokok orientasi politik.
    Adapun objek-objek orientasi politik tersebut meliputi keterlibatan seseorang terhadap sistem
    politik secara keseluruhan, proses masukan, dan diri sendiri.
    1. Berbagai Pendapat mengenai Budaya Politik di Indonesia
    Secara umum, terdapat tiga macam budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
    Indonesia yaitu budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern.
    a. Budaya politik tradisional
    Budaya politik tradisional ialah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari
    etnis tertentu yang ada di Indonesia. Sebagai contoh budaya politik yang berangkat dari paham
    masyarakat Jawa.
    Budaya politik tradisional juga ditandai oleh hubungan yang bersifat patron-klien, seperti
    hubungan antara tuan dan pelayannya. Budaya politik semacam ini masih cukup kuat di
    beberapa daerah, khususnya dalam masyarakat etnis yang sangat konservatif. Masyarakat
    tradisional seperti ini biasanya berafi liasi pada partai-partai sekuler (bukan partai agama).
    b. Budaya politik Islam
    Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada suatu
    keyakinan dan nilai agama Islam. Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas. Karenanya,
    Indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal tersebut menjadikan
    Islam sebagai salah satu budaya politik yang cukup mewarnai kebudayaan politik di Indonesia.
    Orientasi budaya politik yang mendasarkan pada nilai agama Islam mulai tampak sejak para
    pendiri bangsa membangun negeri ini.
    Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok santri. Kelompok ini identik
    dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam. Kelompok masyarakat Islam terdiri
    dari dua kelompok, yaitu tradisional dan modern. Kelompok tradisional biasanya diwakili oleh
    masyarakat santri yang berasal dari organisasi NU (Nahdlatul Ulama). Sementara kelompok
    modern diwakili oleh masyarakat santri dari organisasi Muhammadiyah. Perbedaan karakter
    Islam ini juga turut melahirkan perbedaan pilihan politik. Ini membuat budaya politik Islam
    menjadi tidak satu warna.
    c. Budaya politik modern
    Budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter
    etnis tertentu atau latar belakang agama tertentu. Pada masa pemerintahan Orde Baru,
    dikembangkan budaya politik modern yang dimaksudkan untuk tidak mengedepankan budaya
    etnis atau agama tertentu. Pada masa pemerintahan ini, ada dua tujuan yang ingin dicapai
    yakni stabilitas keamanan dan kemajuan.
    B Macam-Macam Budaya Politik
    10 PKn SMA/MA Kelas XI
    Seperti halnya budaya politik Islam, budaya politik modern juga bersifat kuat dan
    berpengaruh. Di dalamnya terdapat beragam subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual,
    dan militer. Nyatanya hanya ada dua kelompok (birokrat dan militer) yang paling berpengaruh
    dalam pembuatan kebijakan pada masa Orde Baru.
    Menurut antropolog berkebangsaan Amerika, Clifford Geertz ada tiga macam budaya
    politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yaitu:
    a. Budaya politik abangan
    Budaya politik abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspekaspek
    animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat memengaruhi hidup
    manusia. Tradisi selamatan merupakan ciri khas masyarakat ini. Upacara selamatan dilakukan
    untuk mengusir roh-roh jahat yang dapat mengganggu manusia.
    b. Budaya politik santri
    Budaya politik santri adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek
    keagamaan, khususnya agama Islam. Masyarakat santri biasanya diidentikkan dengan
    kelompok yang sudah menjalankan ibadah atau ritual agama Islam. Pendidikan masyarakat
    santri ditempuh melalui lembaga pendidikan yang ada dalam pondok pesantren, madrasah,
    atau masjid. Pekerjaan masyarakat ini biasanya pedagang.
    Gambar 1.4 Budaya politik santri adalah budaya politik masyarakat yang menekankan
    aspek-aspek keagamaan, khususnya agama Islam.
    Sumber: wordpress.com
    c. Budaya politik priyayi
    Budaya politik priyayi adalah budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran
    tradisi. Priyayi adalah masyarakat kelas atas atau aristokrat. Pekerjaan kaum priyayi biasanya
    adalah para birokrat, yaitu bekerja sebagai pegawai pemerintah.
    Almond dan Verba mengklasifi kasikan tipe-tipe budaya politik menjadi tiga. Ketiga
    budaya politik tersebut yaitu budaya politik parokial, subjek, dan partisipasi.
    Budaya Politik di Indonesia 11
    a. Budaya politik parokial
    Budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana.
    Ciri khas budaya politik parokial yaitu:
    1) spesialisasi masih sangat kecil sehingga pelaku-pelaku politik memiliki kekhususan tugas,
    2) satu peranan dilakukan bersama dengan peranan yang lain seperti aktivitas dan peranan
    pelaku politik dilakukan bersama dengan peranannya baik dalam bidang sosial, ekonomi,
    maupun keagamaan.
    b. Budaya politik subjek
    Dalam budaya politik subjek, warga negara memiliki frekuensi yang tinggi terhadap
    sistem politik. Hal ini berarti bahwa masyarakat dengan tipe budaya politik ini telah menyadari
    otoritas pemerintahan. Namun demikian posisi sebagai subjek (kawula) mereka dipandang
    sebagai posisi yang positif. Biasanya, sikap-sikap seperti ini timbul diakibatkan oleh faktorfaktor
    tertentu, seperti proses kolonialisasi dan kediktatoran.
    c. Budaya politik partisipan
    Masyarakat dengan budaya politik partisipan memiliki orientasi politik yang ditujukan
    kepada sistem politik secara keseluruhan, struktur politik, dan administratif.
    Coba baca penggalan artikel berikut ini bersama kelompok Anda!
    Pola Tindakan Politik
    Konsep dalam masyarakat Jawa membentuk pola “tindak-tanduk yang
    wajar” yang berupa pengekangan emosi dan pembatasan antusiasme serta ambisi.
    Menyakiti dan menyinggung orang lain dipandang sebagai tindakan yang “kasar”.
    Elemen yang tampak dualistis, berakar pada tradisi kehidupan militer
    dan masyarakat sipil. Pada prinsipnya titik berat antara kedua tradisi bersifat
    kontradiktif. Tradisi militer mengutamakan hierarki dan komando yang ketat,
    segala gerak dan tindakan dibatasi. Militer juga menitikberatkan suasana penciptaan
    keamanan fi sik. Di lain pihak, kelompok sipil dilandasi oleh tradisi penuh
    keleluasaan dan persamaan. Hierarkinya bersifat jauh lebih longgar dan insidental.
    Pada kebanyakan masyarakat non-Barat(non-Anglo Saxon), terutama
    masyarakat Asia, persepsi yang dimiliki tentang kekuasaan berbeda dengan
    masyarakat Barat. Perbedaan ini berakar pada perbedaan falsafah yang
    fundamental mengenai hakikat kedudukan individu dalam masyarakat. Pada
    masyarakat Asia semangat kerja sama antaranggota masyarakat sangat sentral
    sehingga kepentingan pribadi individu ditempatkan pada posisi periferal, di
    mana kepentingan individu mudah dikorbankan untuk kepentingan kolektif.
    Sedangkan masyarakat non-Asia tidak demikian.
    Sumber: one.indoskripsi.com
    Setelah membaca artikel di atas, coba Anda diskusikan hal-hal berikut ini!
    1. Tanggapan Anda mengenai isi artikel di atas.
    2. Pola tindakan politik di Indonesia menurut pengamatan Anda.
    3. Lakukan studi pustaka sebagai pendapat pembanding!
    Arena Diskusi
    12 PKn SMA/MA Kelas XI
    2. Ciri-ciri Umum Budaya Politik di Indonesia
    Rusadi Kantaprawira memberikan gambaran tentang ciri-ciri budaya politik Indonesia,
    yaitu:
    a. Konfi gurasi subkultur di Indonesia masih beraneka ragam. Keanekaragaman subkultur
    ini ditanggulangi berkat usaha pembangunan bangsa (nation building) dan pembangunan
    karakter (character building).
    b. Budaya politik Indonesia bersifat parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik
    partisipan di lain pihak. Masyarakat bawah masih ketinggalan dalam menggunakan hak
    dan dalam memikul tanggung jawab politiknya. Hal tersebut disebabkan oleh isolasi dari
    kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, serta ikatan primordial. Sedangkan
    kaum elit politik sungguh-sungguh merupakan merupakan partisipan yang aktif. Hal
    tersebut dipengaruhi oleh pendidikan modern.
    c. Sifat ikatan primordial yang masih berurat berakar yang dikenal melalui indikator berupa
    sentimen kedaerahan, kesukuan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan
    tertentu, puritanisme dan nonpuritanisme, dan lain-lain. Di samping itu, salah satu
    petunjuk masih kukuhnya ikatan tersebut dapat dilihat dari pola budaya politik yang
    tercermin dalam struktur vertikal masyarakat di mana usaha gerakan kaum elit langsung
    mengeksploitasi dan menyentuh substruktur sosial dan subkultur untuk tujuan perekrutan
    dukungan.
    d. Kecenderungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan
    sifat patrimonial. Sebagai indikatornya dapat disebutkan antara lain, sikap asal bapak
    senang. Di Indonesia, budaya politik tipe parokial kaula lebih mempunyai keselarasan
    untuk tumbuh dengan persepsi masyarakat terhadap objek politik yang menyandarkan
    atau menundukkan diri pada proses output dari penguasa.
    e. Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan
    pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.
    3. Faktor Penyebab Berkembangnya Budaya Politik
    Budaya politik yang berkembang dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
    antara lain:
    a. Tingkat pendidikan masyarakat sebagai kunci utama perkembangan budaya politik
    masyarakat.
    b. Tingkat ekonomi masyarakat, yaitu makin
    tinggi tingkat ekonomi atau kesejahteraan
    masyarakat, partisipasi masyarakat pun
    makin besar.
    c. Reformasi politik/political will, yaitu semangat
    merevisi dan mengadopsi sistem politik
    yang lebih baik.
    d. Supremasi hukum, yaitu adanya penegakan
    hukum yang adil, independen, dan bebas.
    e. Media komunikasi yang independen,
    yaitu media tersebut berfungsi sebagai
    kontrol sosial, bebas, dan mandiri.
    Gambar 1.5 Media dapat berfungsi sebagai kontrol
    sosial, bebas, dan mandiri untuk mendukung
    perkembangan budaya politik.
    Sumber: www.panyingkul.com
    Budaya Politik di Indonesia 13
    Proses sosialisasi politik diharapkan terjadi secara merata di seluruh lapisan masyarakat.
    Tujuannya agar pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan politik tidak hanya menjadi
    monopoli kalangan elit politik. Partisipasi politik diharapkan datang dari segenap lapisan
    masyarakat, walaupun sudah barang tentu dalam kadar yang berlainan.
    Konsep sosialisasi politik sangat bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan budaya
    politik di Indonesia. Pada hakikatnya semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan keluarga,
    kelompok maupun organisasi kepentingan, organisasi politik, sampai kepada pemerintah
    dapat menjadi sarana untuk memantapan dan menyebarluaskan budaya politik.
    Keterlaksanaan sosialisasi politik, sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi,
    dan kebudayaan tempat seseorang/individu berada. Selain itu, juga ditentukan oleh interaksi
    pengalaman-pengalaman serta kepribadian seseorang.
    1. Pengertian Sosialisasi Politik
    Sosialisasi politik merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem politik yang
    berlaku di negara manapun. Sosialisasi politik berlaku di dalam semua sistem negara, baik yang
    menganut sistem politik demokratis, otoriter, maupun diktator. Di setiap negara, sosialisasi
    politik menjadi media untuk membentuk sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.
    Sosialisasi politik merupakan proses yang dilalui seseorang dalam memperoleh sikap
    dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dalam masyarakat di tempatnya berada.
    Sosialisasi politik tersebut mencakup proses penyampaian norma-norma dan nilai-nilai dari
    satu generasi ke generasi berikutnya.
    Proses sosialisasi politik berlangsung lama dan rumit. Dalam proses tersebut terjadi
    usaha saling memengaruhi di antara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman
    politik yang relevan hingga membentuk tingkah laku politik. Tingkah laku politik seseorang
    C Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
    Coba Anda cari jawaban atas permasalahan-permasalahan berikut ini!
    1. Sejauh mana perkembangan pendidikan politik di dalam masyarakat
    Indonesia?
    2. Adakah perbedaannya antara masyarakat pedesaan dan masyarakat
    perkotaan?
    3. Sejauh mana pengaruh latar belakang pendidikan terhadap pemahaman
    masyarakat terhadap bidang politik?
    4. Faktor-faktor apa saja yang menurut Anda dapat memengaruhi perkembangan
    budaya politik dalam masyarakat?
    Aktivitas Mandiri
    14 PKn SMA/MA Kelas XI
    biasanya akan berkembang secara berangsur-angsur. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh
    pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap seseorang. Berbagai pengaruh tersebut menjadi faktor
    pendorong untuk memunculkan persepsi.
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi politik adalah proses di mana
    individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem
    politik masyarakatnya.
    Berbagai pengertian atau batasan mengenai sosialisasi politik telah banyak dikemukakan
    oleh para ahli. Meskipun di antara para ahli politik terdapat perbedaan, namun pada umumnya
    tetap pada prinsip-prinsip yang sama. Berikut ini beberapa pengertian sosialisasi politik
    menurut para ahli.
    a. David F. Aberle
    Dalam bukunya yang berjudul Culture and Socialization, David F. Aberle mengemukakan
    bahwa sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek-aspek tingkah
    laku yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan, motif-motif, dan
    sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan baik sekarang maupun yang
    berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus
    dipelajari. (Sumber: id.wikipidia.org)
    b. Gabriel Almond
    Gabriel Almond mengemukakan bahwa sosialisasi politik adalah proses di mana sikapsikap
    politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk yang merupakan
    sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan dan keyakinan politik
    kepada generasi berikutnya. (Sumber: id.wikipidia.org)
    Gambar 1.6 Sosialisasi politik adalah proses individu-individu dapat memperoleh
    pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik
    masyarakatnya.
    Sumber: wordpress.com
    Budaya Politik di Indonesia 15
    c. Irvin L. Child
    Irvin L. Child berpendapat bahwa sosialisasi politik adalah segenap proses dengan mana
    individu-individu yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku yang
    dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya dengan dibatasi di dalam satu jajaran
    yang menjadi kebiasaan dan dapat diterima sesuai dengan standar-standar kelompoknya.
    (Sumber: id.wikipidia.org)
    d. S.N. Eisentadt
    Dalam From Generation to Generation, S.N. Eisentadt mengemukakan bahwa sosialisasi
    politik adalah komunikasi yang dipelajari manusia dengan siapa individu-individu yang secara
    bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum. (Sumber: id.wikipidia.org)
    e. Denis Kavanagh
    Denis Kavanagh mengemukakan bahwa sosialisasi politik adalah suatu proses di mana seseorang
    mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik. (Sumber: id.wikipidia.org)
    f. Alfi an
    Alfi an mengartikan pendidikan politik sebagai usaha sadar untuk mengubah proses
    sosialisasi politik masyarakat. Dengan demikian, masyarakat mengalami dan menghayati
    betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
    Hasil dari penghayatan itu akan melahirkan sikap dan perilaku politik baru yang mendukung
    sistem politik yang ideal tersebut, dan bersamaan dengan itu lahir pulalah kebudayaan politik
    baru. (Sumber: id.wikipidia.org)
    Dari pandangan Alfi an, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni:
    1) Pertama, sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang berjalan terusmenerus
    selama peserta itu hidup.
    2) Kedua, sosialisasi politik dapat berwujud transmisi yang berupa pengajaran secara
    langsung dengan melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai atau perasaan-perasaan
    mengenai politik secara tegas. Proses mana berlangsung dalam keluarga, sekolah,
    kelompok pergaulan, kelompok kerja, media massa, atau kontak politik langsung.
    Dari sekian banyak defi nisi tersebut, tampak beberapa kesamaan para ahli dalam mengemukakan
    beberapa segi penting sosialisasi politik, yaitu:
    a. Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman/
    pola-pola aksi.
    b. Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam
    batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi,
    motif-motif (nilai-nilai) dan sikap-sikap.
    c. Sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja saja (walaupun periode
    ini paling penting), tetapi sosialisasi berlangsung sepanjang hidup.
    d. Sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial, dan baik secara
    implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial.
    16 PKn SMA/MA Kelas XI
    Tokoh
    GABRIEL ALMOND
    Gabriel A. Almond (12 Januari 1911 - 25
    Desember 2002) merupakan ilmuwan politik dari
    Amerika Serikat. Ia terkenal karena karya pionir
    di bidang perbandingan politik, perkembangan
    politik, dan budaya politik.
    Almond lahir di Rock Island, Illinois. Ia
    merupakan putra imigran dari Rusia dan Ukraina.
    Di masa dewasa, Almond kuliah di Universitas
    Chicago, hingga menyelesaikan program pascasarjana.
    Selesai kuliah, Almond bekerja di Harold Lasswell.
    Almond menyelesaikan Ph.D. pada tahun 1938, dengan disertasi
    doktornya yang berjudul Plutokrasi dan Politik di New York City, tetapi tidak
    dipublikasikan hingga tahun 1998.
    Almond mengajar di Brooklyn College (sekarang Universitas Kota
    New York) 1939-1942. Pada waktu Amerika Serikat terlibat dalam Perang
    Dunia II, Almond bergabung dengan Kantor Informasi Perang. Ia bertugas
    menganalisis propaganda, dan menjadi kepala dari Bagian Informasi
    Musuh. Seusai perang, Almond bekerja untuk Lembaga Strategis Survei
    pasca-Perang di Jerman.
    Almond kembali ke kehidupan akademik pada tahun 1947 dan
    mengajar di Yale (1947-1950) dan (1959-1963), Princeton (1950-1959),
    dan Universitas Stanford (1963-1993). Dia juga menjabat sebagai Kepala
    Departemen Ilmu Politik di Stanford (1964-1969). Selain itu, Almond
    juga menghabiskan waktu sebagai dosen tamu di berbagai universitas,
    seperti Universitas Tokyo di Jepang, Universitas Belo Horizonte di Brasil,
    dan Universitas Kiev. Meskipun Almond pensiun pada tahun 1976 dan
    menjadi profesor emeritus di Stanford, ia terus menulis dan mengajar
    hingga kematiannya.
    Almond mengetuai Dewan Penelitian Ilmu Sosial Perbandingan
    Komite Politik selama bertahun-tahun. Ia juga presiden dari Asosiasi Ilmu
    Politik Amerika (APSA) untuk 1965-1966. Pada tahun 1981, ia menerima
    APSA’s James Madison Award, yang diberikan kepada seorang ilmuwan
    politik.
    Sumber: id.wikipedia.org
    Sumber: www.wikipidia.org
    Budaya Politik di Indonesia 17
    2. Proses Sosialisasi Politik
    Perkembangan sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Tahap
    lebih awal dari belajar politik mencakup perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan, seperti
    keterikatan kepada sekolah-sekolah mereka, bahwa mereka berdiam di suatu daerah tertentu.
    Anak muda mempunyai kepercayaan pada keindahan negerinva, kebaikan serta kebersihan
    rakyatnya. Pemahaman ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti polisi, presiden,
    dan bendera nasional. Pada usia sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep
    yang lebih abstrak, seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga
    negara dalam sistem politik.
    Peranan keluarga dalam sosialisasi politik sangat penting. Seorang anak mempunyai
    gambaran yang sama mengenai ayahnya dan presiden selama bertahun-tahun di sekolah awal.
    Keduanya dianggap sebagai tokoh kekuasaan. Easton dan Dennis mengutarakan ada 4 (empat)
    tahap dalam proses sosialisasi politik dari anak, yaitu:
    a. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden, dan
    polisi.
    b. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu antara pejabat
    swasta dan pejabat pemerintah.
    c. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen),
    mahkamah agung, dan pemungutan suara (pemilu).
    d. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam
    aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini.
    Di Rusia dilakukan suatu penelitian secara khusus untuk menyelidiki nilainilai
    pengasuhan anak yang memengaruhi sosialisasi politiknya. Nilai-nilai
    tersebut adalah:
    1. Tradisi; terutama agama, tetapi juga termasuk ikatan-ikatan kekeluargaan
    dan tradisi pada umumnya
    2. Prestasi; meliputi ketekunan, pencapaian/perolehan, ganjaran-ganjaran
    material mobilitas sosial.
    3. Pribadi; meliputi kejujuran, ketulusan, keadilan, dan kemurahan hati.
    4. Penyesuaian diri; yaitu bergaul dengan baik, menjauhkan diri dari kericuhan,
    menjaga keamanan dan ketenteraman.
    5. Intelektual; belajar dan pengetahuan sebagai tujuan.
    6. Politik; sikap-sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan berkaitan dengan
    pemerintahan.
    Sumber: id.wikipedia.org
    Info Khusus
    18 PKn SMA/MA Kelas XI
    3. Peran dan Fungsi Sosialisasi Politik
    Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap politik di kalangan
    warga masyarakat yang sadar politik, yaitu sadar akan hak dan kewajiban dalam kehidupan
    bersama. Peranan tersebut melibatkan keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga tertentu yang
    ada dalam masyarakat.
    Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
    pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong timbulnya partisipasi
    secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu
    pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam
    kehidupan politik.
    Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan Phillip
    Althoff mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut:
    a. Melatih individu
    Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku
    di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai pemahaman sistem politik suatu
    negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman
    kepada semua warga negara sebagai subjek dan objek politik. Dalam proses pembelajaran
    politik tersebut dimungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas
    tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam
    pemilihan umum.
    b. Memelihara sistem politik
    Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan
    yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem
    politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang mudah sifatnya, seperti warna
    bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah
    memerintahnya sendiri. Melalui pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki
    identitas kebangsaan yang jelas.
    4. Cara Melakukan Sosialisasi Politik
    Rush dan Althoff mengemukakan tiga cara untuk melakukan sosialisasi politik, yaitu:
    a. Imitasi
    Cara yang pertama dalam melakukan sosialisasi politik adalah imitasi. Melalui imitasi,
    seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya.
    b. Instruksi
    Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya ini banyak
    berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui
    rantai komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai
    posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan untuk
    apa.
    Budaya Politik di Indonesia 19
    Sumber: media.vivanews.com
    Gambar 1.7 Gaya sosialisasi politik instruksi banyak berkembang di lingkungan militer
    ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando.
    c Motivasi
    Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara ini,
    individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri
    dengan tingkah orang lain
    5. Alat atau Sarana Sosialisasi Politik
    Sosialisasi politik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses
    seseorang dalam belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Adapun
    sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara
    lain:
    a. Keluarga (family)
    Wadah sosialisasi nilai-nilai politik yang paling efi sien dan efektif adalah di dalam
    keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi
    “perbincangan” politik ringan tentang segala hal. Dalam peristiwa tersebut tanpa disadari
    terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
    b. Sekolah
    Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), peserta
    didik dan guru saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu
    yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, peserta didik
    telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai
    politik yang benar dari sudut pandang akademis.
    c. Kelompok pertemanan (peer groups)
    Sarana sosialisasi politik lainnya adalah kelompok pertemanan atau peer group. Peer group
    termasuk kategori agen sosialisasi politik primary group. Peer group adalah teman-teman sebaya
    yang mengelilingi seorang individu. Pengaruh pertemanan dalam sosialisasi politik sudah
    berlangsung sejak masa pergerakan nasional.
    20 PKn SMA/MA Kelas XI
    d. Media massa
    Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Berita-berita yang
    dikemas dalam media audio visual (televisi), surat kabar cetak, internet, ataupun radio,
    mengenai perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak memengaruhi masyarakat.
    Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu
    oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung berlebihan.
    e. Pemerintah
    Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan
    agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan
    sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan,
    melalui beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan peserta didik kepada
    sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah juga secara
    tidak langsung melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan
    pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan ini memengaruhi budaya politiknya.
    f. Partai politik
    Salah satu fungsi dari partai politik adalah memainkan peran dalam sosialisasi politik. Ini
    berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpatisannya secara
    periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma
    dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu menciptakan kesan
    memperjuangkan kepentingan umum, sehingga mendapat dukungan luas dari masyarakat dan
    senantiasa dapat memenangkan pemilu.
    Gambar 1.8 Salah satu fungsi dari partai politik adalah memainkan peran sebagai sosialisasi
    politik
    Sumber: media.vivanews.com
    Sebagai sarana sosialisasi politik, partai politik melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
    1) Sosialisasi politik
    Dalam melaksanakan fungsi sosialisasi politik, partai politik berperan mentransmisikan
    budaya politik dalam rangka pembentukan sikap dan orientasi anggota masyarakat sebagai
    warga negara (pendidikan politik).
    Budaya Politik di Indonesia 21
    2) Rekrutmen politik
    Dalam melaksanakan fungsi rekrutmen, partai politik melakukan seleksi dan pemilihan
    serta pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan
    dalam sistem politik pada umumnya, dan pemerintahan secara khusus.
    3) Partisipasi politik
    Dalam menjalankan fungsi partisipasi politik, partai politik menjadi sarana kegiatan bagi
    masyarakat dalam memengaruhi proses pembentukan pemimpin pemerintahan melalui pemilu
    dan pembuatan atau pelaksanaan kebijakan pemerintah.
    4) Artikulasi kepentingan
    Dalam menjalankan fungsi artikulasi kepentingan, partai politik merumuskan dan
    menyalurkan berbagai ragam pendapat, aspirasi, maupun kepentingan masyarakat kepada
    pemerintah.
    5) Agregasi kepentingan
    Dalam menjalankan fungsi agregasi kepentingan, partai politik mengolah dan memadukan
    berbagai tuntutan dan dukungan masyarakat untuk disalurkan kepada pemerintah.
    6) Komunikasi politik
    Dalam menjalankan fungsi komunikasi politik, partai politik menghubungkan antara arus
    informasi dari pihak pemerintah kepada masyarakat atau sebaliknya.
    Diskusikan dengan kelompok Anda permasalahan-permasalahan berikut ini!
    1. Menurut pendapat Anda, sejauh mana arti penting sosialisasi politik untuk
    meningkatkan pemahaman masyarakat akan arti penting peranannya dalam
    kehidupan berbangsa dan bernegara?
    2. Sudah idealkah peran partai politik di Indonesia dalam sosialisasi politik?
    Arena Diskusi
    D Peran Serta dalam Budaya Politik Partisipan
    Pembahasan tentang budaya politik tidak terlepas dari partisipasi politik warga negara.
    Partisipasi politik pada dasarnya merupakan bagian dari budaya politik, . karena keberadaan
    struktur-struktur politik di dalam masyarakat yang kritis dan aktif. Hal tersebut merupakan
    satu indikator adanya keterlibatan rakyat dalam kehidupan politik (partisipan).
    Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi.
    Partisipasi politik juga merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Makin modern suatu
    negara, maka makin tinggi pula tingkat partisipasi politik warga negara.
    Bagi sebagian kalangan, sebenarnya keterlibatan rakyat dalam proses politik bukan
    sekedar pada tataran formulasi bagi keputusan-keputusan yang dikeluarkan pemerintah atau
    berupa kebijakan politik. Keterlibatan rakyat tersebut juga dalam penerapannya, seperti ikut
    mengawasi dan mengevaluasi penerapan kebijakan tersebut.
    22 PKn SMA/MA Kelas XI
    Bagi pemerintah, partisipasi politik warga negara berfungsi untuk mendukung programprogram
    pemerintah. Artinya peran masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik
    dan program pembangunan. Wujud dukungan dapat berupa masukan bagi pemerintah dalam
    mengarahkan dan meningkatkan pembangunan.
    1. Sebab-Sebab Timbulnya Partisipasi Politik
    Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta
    secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pimpinan negara atau upaya-upaya
    memengaruhi kebijakan pemerintah. Menurut Myron Weiner, terdapat lima penyebab
    timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses politik, yaitu:
    a. Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan masyarakat makin
    banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
    b. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Masalah siapa yang berhak berpartisipasi dan
    pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan dalam pola
    partisipasi politik.
    c. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modern. Ide demokratisasi partisipasi
    telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum mereka mengembangkan modernisasi dan
    industrialisasi yang cukup matang.
    d. Konfl ik antarkelompok pemimpin politik. Jika timbul konfl ik antarelite, maka yang dicari
    adalah dukungan rakyat. Terjadi perjuangan kelas menentang melawan kaum aristokrat
    yang menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak pilih rakyat.
    e. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
    Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan
    yang terorganisasi akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.
    2. Konsep Partisipasi Politik
    Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi gambaran
    apa dan bagaimana tentang partisipasi politik. Dalam perkembangannya, masalah partisipasi
    politik menjadi begitu penting, terutama saat mengemukanya tradisi pendekatan behavioral
    (perilaku) dan pendekatan post behavioral (pasca tingkah laku). Kajian-kajian partisipasi
    politik terutama banyak dilakukan di negara-negara berkembang, yang pada umumnya kondisi
    partisipasi politiknya masih dalam tahap pertumbuhan.
    Dalam ilmu politik, terdapat beberapa pertanyaan yang jawabannya merupakan hal
    mendasar untuk mendapat kejelasan tentang konsep partisipasi politik. Pertanyaan-pertanyaan
    tersebut yaitu:
    a. Apa yang dimaksud dengan konsep partisipasi politik?
    b. Siapa saja yang terlibat?
    c. Apa implikasinya?
    d. Bagaimana bentuk praktik-praktik partisipasi politik?
    e. Apa ada tingkatan-tingkatan dalam partisipasi politik?
    Hal pertama yang harus dijawab berkenaan dengan kejelasan konsep partisipasi politik.
    Beberapa sarjana yang secara khusus berkecimpung dalam ilmu politik, merumuskan beberapa
    konsep partisipasi politik.
    Budaya Politik di Indonesia 23
    Konsep-konsep tersebut seperti yang tercantum pada tabel berikut ini.
    Sarjana Konsep Indikator
    Kevin R. Hardwick Partisipasi politik memberi
    perhatian pada cara-cara
    warga negara berinteraksi
    dengan pemerintah,
    warga negara berupaya
    menyampaikan kepentingankepentingan
    mereka terhadap
    pejabat-pejabat publik
    agar mampu mewujudkan
    kepentingan-kepentingan
    tersebut.
    - Terdapat interaksi antara
    warga negara dengan
    pemerintah
    - Terdapat usaha
    warga negara untuk
    memengaruhi pejabat
    publik.
    Mirriam Budiardjo Partisipasi politik adalah
    kegiatan seseorang atau
    sekelompok orang untuk
    ikut serta secara aktif dalam
    kehidupan politik, dengan
    jalan memilih pimpinan
    negara, dan secara langsung
    atau tidak langsung
    memengaruhi kebijakan
    pemerintah (public policy).
    - Berupa kegiatan
    individu atau kelompok
    - Bertujuan ikut aktif
    dalam kehidupan
    politik, memilih
    pimpinan publik atau
    memengaruhi kebijakan
    publik.
    Ramlan Surbakti Partisipasi politik ialah
    keikutsertaan warga negara
    biasa dalam menentukan
    segala keputusan menyangkut
    atau memengaruhi hidupnya.
    - Keikutsertaan
    warga negara dalam
    pembuatan dan
    pelaksanaan kebijakan
    publik
    - Dilakukan oleh warga
    negara biasa
    Michael Rush dan Philip
    Althoft
    Partisipasi politik adalah
    keterlibatan individu sampai
    pada bermacam-macam
    tingkatan di dalam sistem
    politik.
    - Berwujud keterlibatan
    individu dalam sistem
    politik
    - Memiliki tingkatantingkatan
    partisipasi
    Huntington dan Nelson Partisipasi politik adalah
    kegiatan warga negara
    preman (private citizen)
    yang bertujuan memengaruhi
    pengambilan kebijakan oleh
    pemerintah
    - Berupa kegiatan
    bukan sikap-sikap dan
    kepercayaan
    - Memiliki tujuan
    memengaruhi kebijakan
    publik
    - Dilakukan oleh warga
    negara preman (biasa)
    24 PKn SMA/MA Kelas XI
    Sarjana Konsep Indikator
    Herbert McClosky Partisipasi politik adalah
    kegiatan-kegiatan sukarela
    dari warga masyarakat
    melalui mana mereka
    mengambil bagian dalam
    proses pemilihan penguasa,
    dan secara langsung atau
    tidak langsung, dalam proses
    pembentukan kebijakan
    umum.
    - Berupa kegiatankegiatan
    sukarela
    - Dilakukan oleh warga
    negara
    - Warga negara terlibat
    dalam proses-proses
    politik
    Sumber: www. wikippedia.org
    Berdasarkan beberapa defi nisi konseptual partisipasi politik yang dikemukakan beberapa
    sarjana ilmu politik tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap partisipasi politik yang dilakukan
    diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sukarela yang nyata dilakukan, atau tidak menekankan
    pada sikap-sikap. Kegiatan partisipasi politik dilakukan oleh warga negara preman atau
    masyarakat biasa, sehingga seolah-olah menutup kemungkinan bagi tindakan-tindakan serupa
    yang dilakukan oleh nonwarga negara biasa.
    Huntington dan Nelson memberi batasan terhadap pengertian konsep partisipasi politik,
    yaitu:
    a. cakupan kegiatan-kegiatan bukan sikap,
    b. warga negara biasa (preman) bukan pejabat,
    c. kegiatan hanya untuk memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah,
    d. cakupan kegiatan yang memengaruhi pemerintah baik efektif maupun yang tidak,
    e. kegiatan partisipasi dilakukan langsung ataupun tidak.
    3. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
    Bentuk-bentuk partisipasi politik dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan
    dan melalui berbagai wahana. Namun bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di
    berbagai negara dapat dibedakan menjadi kegiatan politik dalam bentuk konvensional dan
    nonkonvensional, sebagaimana dikemukakan oleh Gabriel Almond.
    Bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
    bentuk konvensional dan bentuk nonkonvensional.
    a. Bentuk konvensional
    Bentuk konvensional antara lain:
    1) dengan pemberian suara (voting),
    2) dengan diskusi kelompok,
    3) dengan kegiatan kampanye,
    4) dengan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan,
    5) dengan komunikasi individual dengan pejabat politik/administratif,
    6) dengan pengajuan petisi.
    Budaya Politik di Indonesia 25
    b. Bentuk nonkonvensional
    Bentuk nonkonvensional antara lain:
    1) dengan berdemonstrasi,
    2) dengan konfrontasi,
    3) dengan pemogokan,
    4) tindakan kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan, pemboman dan pembakaran,
    5) tindak kekerasan politik manusia penculikan/pembunuhan,
    6) dengan perang gerilya/revolusi.
    Sedangkan Ramlan Surbakti menyatakan bahwa partisipasi politik warga negara
    dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif.
    a. Partisipasi aktif
    Partisipasi aktif yaitu kegiatan warga negara dalam ikut serta menentukan kebijakan dan
    pemilihan pejabat pemerintahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi kepentingan
    bersama. Bentuk partisipasi aktif antara lain mengajukan usulan tentang suatu kebijakan,
    mengajukan saran dan kritik tentang suatu kebijakan tertentu, dan ikut partai politik.
    b. Partisipasi pasif
    Partisipasi pasif yaitu kegiatan warga negara yang mendukung jalannya pemerintahan
    negara dalam rangka menciptakan kehidupan negara yang sesuai tujuan. Bentuk partisipasi
    pasif antara lain menaati peraturan yang berlaku dan melaksanakan kebijakan pemerintah.
    Menurut Huntington dan Nelson, bentuk kegiatan utama dalam partisipasi politik dibagi
    menjadi lima bentuk, yaitu:
    a. kegiatan pemilihan,
    b. lobi,
    c. kegiatan organisasi,
    d. mencari koneksi,
    e. tindakan kekerasan.
    Dengan demikian, berbagai partisipasi politik warga negara dapat dilihat dari berbagai
    kegiatan warga, yaitu:
    a. Terbentuknya organisasi-organisasi maupun organisasi kemasyarakatan sebagai bagian
    dari kegiatan sosial dan penyalur aspirasi rakyat.
    b. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun pemberi
    input terhadap kebijakan pemerintah.
    c. Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan warga negara untuk menggunakan hak
    pilihnya, baik hak pilih aktif maupun hak pilih pasif.
    d. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan
    output kepada pemerintah.
    Aktivitas politik merupakan salah satu indikator terjaminnya kehidupan yang demokratis.
    Jaminan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat tersalurkan melalui
    kegiatan politik. Hanya saja, kegiatan politik yang dilakukan haruslah disesuaikan dengan
    nilai-nilai luhur Pancasila. Budaya politik yang dilakukan bangsa Indonesia harus dijiwai
    nilai-nilai luhur Pancasila.
    26 PKn SMA/MA Kelas XI
    4. Gerakan Menuju Partisipasi Politik
    Partisipasi warga negara dalam suatu negara akan berjalan seiring dengan tingkat
    kesadaran politik warga negara. Makin tinggi tingkat kesadaran politik dalam suatu negara
    akan mendorong partisipasi warga negara dalam kegiatan politik. Kesadaran politik yang
    mendorong gerakan ke arah partisipasi politik dipengaruhi oleh beberapa hal.
    Menurut Myron Weinr, ada beberapa hal yang dapat memperluas arah partisipasi politik
    dalam proses politik, yaitu:
    a. Modernisasi
    Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta berkembangnya
    industrialisasi, memacu perbaikan dalam segala aspek kehidupan termasuk perbaikan
    pendidikan. Peran media massa sebagai sarana komunikasi masyarakat menunjang ke
    arah kemajuan. Dengan kondisi semacam ini, ada sebagian warga negara yang merasakan
    terjadinya perubahan nasib. Kondisi demikian mendorong mereka menuntut untuk berperan
    dalam kegiatan politik. Hal inilah yang akan memperluas gerakan ke arah partisipasi politik.
    b. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial
    Salah satu akibat modernisasi adalah munculnya perubahan kelas sosial, seperti kelas
    pekerja baru dan kelas pekerja menengah. Selain itu, stratifi kasi sosial dalam masyarakatpun
    akan makin terlihat jelas. Dengan demikian, bagi yang berkepentingan akan menuntut
    partisipasi politik untuk berusaha memengaruhi pembuatan kebijakan politik.
    c. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern
    Lahirnya kaum intelektual seperti sarjana, kritikus, pengarang, dan lain-lain sangat
    berpengaruh terhadap penentuan kebijakan politik suatu negara. Melalui pendapat, ide, saran
    maupun kritikan, mereka dapat akan memengaruhi pola pikir masyarakat dan membangkitkan
    tuntutan akan partisipasi politik. Situasi yang demikian dapat memengaruhi pembuatan
    kebijakan politik pemerintah. Selain itu, makin berkembangnya sarana transportasi dan
    komunikasi modern, makin memperlancar penyebaran ide-ide baru.
    d. Konfl ik di antara kelompok-kelompok pemimpin politik
    Dalam rangka mendapat dukungan dari masyarakat guna merebut kekuasaan dalam
    bidang pemerintahan, para pemimpin kelompok-kelompok politik menggunakan berbagai
    macam cara. Berbagai macam cara tersebut, seperti menumbuhkan ide-ide baru, beropini,
    bahkan dengan cara kekerasan, apabila saling berbenturan sehingga menimbulkan konfl ik.
    Adanya konfl ik tersebut, mendorong sebagian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan
    politik.
    Nilai-Nilai Pancasila
    Aktivitas politik merupakan salah satu indikator terjaminnya kehidupan yang
    demokratis. Jaminan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
    tersalurkan melalui kegiatan politik. Hanya saja, kegiatan politik yang dilakukan
    haruslah disesuaikan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Budaya politik yang dilakukan
    bangsa Indonesia harus dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila.
    Budaya Politik di Indonesia 27
    e. Keterlibatan pemerintah dalam berbagai urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
    Keterlibatan pemerintah yang makin meluas dalam berbagai aspek kehidupan,
    menyebabkan adanya tindakan-tindakan yang dilakukan rakyat untuk ikut berperan dalam
    menentukan kehidupannya. Meluasnya kegiatan pemerintah dalam menentukan kehidupan
    warga negara mendorong timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisasi untuk ikut serta
    dalam penentuan kebijakan pemerintah.
    Setiap warga negara tidaklah sama partisipasinya dalam politik. Ada warga negara
    yang aktif, ada warga negara yang tidak aktif, ada warga negara yang enggan, atau bahkan
    sama sekali tidak mau berurusan dengan masalah politik (antipolitik). Keengganan tersebut
    dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya adanya politik kotor sehingga menimbulkan
    kekecewaan masyarakat, kurangnya pendidikan politik, dan lain-lain. Ada tingkatan-tingkatan
    partisipasi politik masyarakat yang menunjukkan kualitas dan kuantitas kegiatan masyarakat
    dalam kegiatan politik.
    Adapun tingkatan-tingkatan partisipasi politik menurut Michael Rush dan Philip Althoff
    antara lain:
    a. menduduki jabatan politik atau administrasi,
    b. mencari jabatan politik atau administrasi,
    c. keanggotaan aktif dalam suatu organisasi politik,
    d. keanggotaan pasif dalam suatu organisasi politik,
    e. keanggotaan aktif dalam suatu organisasi semu politik,
    f. keanggotaan semu dalam suatu organisasi semu politik,
    g. partisipasi dalam rapat umum demonstrasi,
    h. partisipasi dalam diskusi politik informal, minat umum dalam bidang politik,
    i. voting (pemberian suara).
    5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Partisipasi Politik
    Partisipasi politik masyarakat atau warga negara dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,.
    Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan faktor-faktor tersebut, di antaranya:
    a. Keimer
    Menurut Keimer, ada beberapa hal yang memengaruhi partisipasi politik, yaitu:
    1) modernisasi,
    2) terjadinya perubahan-perubahan struktur kelas sosial,
    3) meluasnya partisipasi masyarakat,
    4) konfl ik-konfl ik di antara pemimpin-pemimpin politik,
    5) keterlibatan pemerintah yang makin luas dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
    b. Ramlan Surbakti
    Menurut Ramlan Surbakti, terdapat 2 faktor yang memengaruhi partisipasi politik, yaitu
    kesamaan politik seseorang dan kepercayaan politik terhadap pemerintah.
    c. Milbart
    Menurut Milbart, faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi politik yaitu:
    1) penerimaan perangsang politik,
    2) karakteristik sosial seseorang,
    3) sifat dan sistem partai tempat seseorang individu itu tetap hidup,
    4) perbedaan regional.
    28 PKn SMA/MA Kelas XI
    d. Arbi Sanit
    Terdapat 5 faktor menurut Arbi Sanit yang memengaruhi partisipasi politik, yaitu:
    1) kebebasan berkompetisi di segala bidang,
    2) kenyataan berpolitik secara luas dan terbuka,
    3) keleluasaan untuk mengorganisasi diri sehingga organisasi masyarakat dan partai politik
    dapat tumbuh dengan subur,
    4) penyebaran sumber daya politik di kalangan masyarakat yang berupa kekuasaan dalam
    masyarakat,
    5) adanya distribusi kekuasaan di kalangan masyarakat sehingga terjadi keseimbangan.
    Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi mengatur pemerintahan yaitu
    yang tergabung dalam trias politika: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
    Sumber: sistempolitikindonesia.blogspot.com
    Info Khusus
    6. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
    Terdapat perbedaan konsep partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan. Salah
    satu sebab perbedaan adalah adanya perbedaan dalam sistem politik negara. Hal tersebut
    menyebabkan terjadinya perbedaan model pembangunan yang ditetapkan.
    Huntington dalam hal ini mengemukakan empat model pembangunan, yaitu:
    a. Model pembangunan liberal borjuis
    Dalam model ini, terdapat asumsi bahwa sebab-sebab ketimpangan sosial ekonomi,
    kekerasan politik, dan ketidakadilan politik yang demokratis terletak pada keterbukaan kalangan
    ekonomi yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya modernisasi dan pembangunan
    di bidang sosial ekonomi secara cepat. Dalam model ini partisipasi diupayakan secara cepat.
    b. Model pembangunan otokrasi
    Model pembangunan otokrasi yaitu model pembangunan yang berusaha memusatkan
    kekuasaan di tingkatan pertumbuhan ekonomi yang menggairahkan pemerataan ekonomi
    masyarakat untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat bawah. Pada masa Orde Baru di
    Indonesia memakai model ini. Struktur masyarakat menengah dikucilkan dari kekuasan politik
    untuk menciptakan stabilitas politik.
    c. Model teknokrasi
    Model teknokrasi didasarkan pada asumsi bahwa partisipasi harus ditekan agar rendah
    sehingga memungkinkan upaya untuk memajukan pembangunan. Model ini ditandai partisipasi
    yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
    d. Model populasi
    Model populasi mengakibatkan konfl ik sosial dan terbentuknya kutub-kutub polarisasi
    dalam masyarakat. Model populasi ditandai partisipasi politik yang tinggi, perluasan
    kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial, peningkatan pengusiran sosial, dan pertumbuhan
    ekonomi yang lamban.
    Budaya Politik di Indonesia 29
    Selanjutnya Huntington juga membagi tahapan pembangunan sosial ekonomi dengan
    partisipasi masyarakat menjadi 5, yaitu:
    a. tingkat partisipasi masyarakat cenderung berlainan atas dasar status ekonomi,
    b. pembangunan ekonomi dan sosial tidak langsung telah meningkatkan ketegangan dan
    tekanan antarkelompok,
    c. berkembangnya perekonomian yang makin kompleks menyebabkan banyaknya organisasi
    dan perkumpulan sehingga melibatkan banyak orang dalam kelompok-kelompok itu,
    d. pembangunan ekonomi di samping sebagian memerlukan perluasaan-perluasaan yang
    penting dan fungsi-fungsi pemerintah juga menghasilkan,
    e. Modernisasi ekonomi biasanya berlangsung bentuk pembangunan nasional.
    Dari sejarah politik Indonesia, krisis partisipasi pada prinsipnya disebabkan oleh beberapa
    hal, yaitu:
    a. Adanya logika formal yang menyatakan bahwa infrastruktur politik dibentuk tanpa
    melibatkan keikutsertaan rakyat sehingga setiap kebijakan politik yang diambil oleh
    suprastruktur politik sedikit banyak dirasakan sebagai kurang adanya ikatan batin dengan
    sebagian rakyat.
    b. Setiap keputusan suprastruktur politik harus mengikat dan dipaksakan.
    c. Ketidakacuhan (apatis) yang tumbuh dan seringkali disusul dengan manifestasi ekstern
    berupa separatisme dan demokrasi.
    d. Adanya volume tuntutan yang tidak mendapatkan wadah yang cukup dalam suprastruktur
    politik, sehingga banyak persoalan pembagian yang tujuannya hendak mengembangkan
    masyarakat menjadi terganggu.
    Kehidupan politik di suatu negara sangat bergantung pada perilaku warga
    masyarakatnya dalam sistem politik. Perilaku masyarakat dalam kehidupan
    poltik itulah yang sering disebut dengan budaya politik. Dalam mengembangkan
    budaya politik, diperlukan sosialisasi politik. Dengan sosialisasi politik diharapkan
    masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan politik negaranya.
    Setelah mempelajari materi tentang Budaya Politik, coba Anda renungkan
    dan pahami kembali makna dari penerapan budaya politik. Budaya politik
    seperti apa yang mampu menciptakan stabilitas dalam kehidupan masyarakat,
    mendukung keutuhan bangsa dan negara, serta mampu membawa bangsa
    Indonesia mencapai kejayaan?
    Refleksi
    Coba indentifi kasikan kegiatan politik yang terjadi di sekitar tempat tinggal
    Anda! Identifi kasikan pula peran serta masyarakat dalam kegiatan tersebut!
    Aktivitas Mandiri
    30 PKn SMA/MA Kelas XI
    Budaya politik merupakan fenomena dalam masyarakat, yang memiliki
    pengaruh dalam struktuk politik dan sistem politik.
    Konsep budaya politik berpusat pada imajinasi (pikiran dan perasaan)
    yang membentuk aspirasi, harapan, preferensi, dan prioritas tertentu dalam
    menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan sosial politik.
    Budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dilatarbelakangi oleh
    beberapa hal, seperti situasi, kondisi, dan pendidikan masyarakat. Latar
    belakang tersebut tentunya terjadi di sekitar pelaku politik.
    Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang
    dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan
    tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
    Almond dan Verba mengemukakan bahwa dalam pandangan objek politik
    terdapat tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen orientasi
    afektif, dan komponen orientasi evaluatif.
    Objek-objek orientasi politik meliputi keterlibatan seseorang terhadap
    sistem politik secara keseluruhan, proses masukan, diri sendiri.
    Secara umum, terdapat tiga macam budaya politik yang berkembang dalam
    masyarakat di Indonesia yaitu budaya politik tradisional, budaya politik
    Islam, dan budaya politik modern.
    Sosialisasi politik merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem
    politik yang berlaku di negara manapun.
    Sosialisasi politik merupakan proses yang dilalui seseorang dalam
    memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang ada dalam
    masyarakat di tempatnya berada.
    Menurut Easton dan Hess, anak-anak mempunyai gambaran yang sama
    mengenai ayahnya dan presiden selama bertahun-tahun di sekolah awal.
    Keduanya dianggap sebagai tokoh kekuasaan.
    Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap
    politik di kalangan warga masyarakat yang sadar politik, yaitu sadar akan
    hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama.
    Peranan sosialisasi politik melibatkan keluarga, sekolah, dan lembagalembaga
    tertentu yang ada dalam masyarakat.
    Fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan
    dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong
    timbulnya partisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya.
    Rush dan Althoff mengemukakan tiga cara untuk melakukan sosialisasi
    politik, yaitu: imitasi, instruksi, dan motivasi.
    Rangkuman
    Budaya Politik di Indonesia 31
    Sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi
    politik, antara lain keluarga, sekolah, kelompok pertemanan, media massa,
    pemerintah, dan partai politik.
    Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk
    ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pimpinan
    negara atau upaya-upaya memengaruhi kebijakan pemerintah.
    Setiap partisipasi politik yang dilakukan diwujudkan dalam kegiatankegiatan
    sukarela yang nyata dilakukan, atau tidak menekankan pada

    bab 2
    Budaya demokrasi menuju masyarakat madani


    Negara Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Dalam negara

    yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat melalui wakilwakilnya

    yang duduk di lembaga perwakilan. Wakil-wakil rakyat tersebut dipilih rakyat

    melalui pemilihan umum.

    Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia diharapkan dapat mewujudkan

    masyarakat madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, sikap dan perilaku

    masyarakatnya selalu sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

    1. Pengertian Demokrasi

    Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno. Istilah tersebut diutarakan pertama kali

    di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Athena dianggap sebagai negara yang pertama kali

    menerapkan sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun,

    arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu. Defi nisi modern telah berevolusi sejak

    abad ke-18. Perkembangan istilah demokrasi terjadi seiring dengan perkembangan sistem

    demokrasi di banyak negara.

    Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat, dan kratos

    berarti pemerintahan. Dengan demikian, demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan

    rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

    rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal

    ini karena demokrasi saat ini dianggap sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

    Demokrasi menempati posisi penting dalam pelaksanaan pembagian kekuasaan suatu

    negara yang berdasarkan pada konsep dan prinsip trias politika. Dalam demokrasi, kekuasaan

    negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran

    rakyat.

    Tokoh

    Gusdur Terima Gelar Bapak Demokrasi Papua

    Warga Papua memberikan penghargaan berupa gelar

    Bapak Demokrasi Papua kepada presiden ke-4 RI, almarhum

    K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pemberian gelar

    tersebut ditandai oleh penyerahan cendera mata berupa

    dua burung cenderawasih dalam kotak kaca kepada anak

    almarhum, Inayah Wahid.

    Penghargaan itu diberikan dalam acara memperingati 10 tahun kembali

    nama Papua yang digelar di Gedung Olahraga Cenderawasih, Jayapura,

    yang juga ditandai oleh peluncuran buku berjudul Hai Tanahku Papua,

    Untukmu Pahlawan yang diterbitkan Konsensus Nasional Papua.

    Sumber: wordpress.com

    A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Demokrasi

    40 PKn SMA/MA Kelas XI

    Ny. Lilik CH Wahid, adik almarhum yang mendampingi Inayah,

    mengajak agar masyarakat Papua bekerja keras guna mencapai

    kesejahteraan dan memperbaiki diri sendiri.

    “Kita sudah capek berwacana dan beretorika. Kini saatnya bekerja sama

    untuk mencapai kesejahteraan,” ajak Ny. Lilik Wahid seraya menambahkan,

    dirinya yang saat ini berada di Komisi I DPR siap membantu Papua.

    Sementara itu, Inayah, putri bungsu Gus Dur, mengatakan, dirinya

    bersama keluarga menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang

    diberikan rakyat Papua terhadap ayahandanya.

    Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yoboisembut menuturkan, Gus

    Dur berjasa bagi Papua dengan telah mengembalikan nama Papua dari

    sebelumnya Irian Jaya.

    Sumber: kompas.com
    2. Hakikat Demokrasi
    Pada hakikatnya, demokrasi tidak hanya merupakan suatu sistem pemerintahan.
    Demokrasi merupakan gaya hidup serta tata masyarakat tertentu yang mengandung unsurunsur
    moral. Dengan demikian, demokrasi didasari oleh beberapa nilai (value).
    Hendry B. Mayo mengemukan tentang nilai-nilai dalam demokrasi, antara lain:
    a. menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga (institutionalized
    peacefull settlement of confl ict),
    b. menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
    berubah (peaceful changein a changing society),
    c. menyelenggarakan penggantian pemimpin secara teratur (membatasi pemakaian
    kekerasan/paksaan seminimal mungkin (minim of coercion),
    d. mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity),
    e. menjamin tegaknya keadilan,
    f. memajukan ilmu pengetahuan,
    g. pengakuan dan penghormatan terhadap kekebasan.
    Melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, pelaksanaan demokrasi
    mampu mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
    tersebut.
    Kedaulatan rakyat yang dimaksud bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden
    atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu
    pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara
    tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung
    presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat.
    Walaupun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering
    dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang
    masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 41
    tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan
    jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun
    negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah
    melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal.
    Gambar 2.2 Melalui penerapan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, pelaksanaan
    demokrasi mampu mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk
    dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
    Sumber: wordpress.com
    Penerapan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai di dalamnya, membawa keuntungan
    bagi masyarakat. Keuntungan tersebut antara lain:
    1. kebebasan untuk berpendapat,
    2. kebebasan untuk membuat kelompok,
    3. kebebasan untuk berpartisipasi,
    4. kesetaraan antarwarga,
    5. saling percaya,
    6. kerja sama.
    Akan tetapi, mengingat masyarakat Indonesia memiliki tingkat keberagaman yang tinggi,
    segala bentuk kebebasan tersebut haruslah dilaksanakan dengan batasan-batasan untuk saling
    menghormati. Hal paling penting inilah yang seharusnya menjadi agenda utama pemerintah
    saat ini guna mengurangi kesalahpahaman dalam memahami nilai-nilai demokrasi. Bila tidak,
    kesalahpahaman seringkali mengakibatkan hal-hal destruktif terhadap masyarakat
    3. Pilar Demokrasi
    Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica. Prinsip ini membagi ketiga
    kekuasaan politik negara untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara. Tiga jenis
    lembaga tersebut adalah eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Ketiga lembaga saling lepas
    (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
    independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa
    saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip keseimbangan.
    42 PKn SMA/MA Kelas XI
    Peran ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah:
    a. Lembaga-lembaga pemerintah memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan
    melaksanakan kewenangan eksekutif.
    b. Lembaga-lembaga pengadilan berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif.
    c. Lembaga-lembaga perwakilan rakyat memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan
    legislatif. Keputusan legislatif dibuat oleh rakyat melalui wakil-waklinya. Para wakil
    rakyat ini wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya
    (konstituen) dan yang memilihnya.
    Prinsip semacam trias politica menjadi sangat penting untuk menghindari dominasi salah
    satu lembaga atas lembaga yang lain. Beberapa fakta sejarah mencatat bahwa kekuasaan
    pemerintah yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil
    dan beradab. Bahkan, kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran
    terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara
    yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif hingga mampu menentukan
    sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa memedulikan aspirasi
    rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.
    Sumber: vivanews.com
    Gambar 2.3 Kekuasaan legislatif di Indonesia dijalankan oleh Dewan Perwakilan
    Rakyat.
    Pemilu diharapkan menjadi kegiatan untuk mewujudkan konsolidasi
    demokrasi. Pemilu yang demikian tentunya harus berlangsung dengan damai
    dan demokratis. Pemilu yang berjalan lancar dan tertib, demokratis, serta
    berlangsung tanpa gejolak, kekerasan, dan pertumpahan darah merupakan
    prestasi luar biasa bagi bangsa Indonesia.
    Coba Anda cermati makna dari kalimat di atas!
    Apa komentar Anda menanggapi kalimat di atas!
    Aktivitas Mandiri
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 43
    4. Lembaga dan Masyarakat sebagai Penggerak Demokrasi
    Demokrasi yang diharapkan bisa dirasakan oleh keseluruhan masyarakat Indonesia saat
    ini belum bisa terwujud. Anggapan yang muncul, demokrasi lebih diidentikkan kepada halhal
    bersifat politis, sehingga yang terjadi isu-isu demokratis tersebut lebih berkembang pesat
    di kalangan partai politik. Dalam pelaksanaannya demokrasi, belum bisa menyentuh kepada
    lembaga atau masyarakat.
    Saat ini lembaga dan masyarakat belum bisa menerapkan pendekatan demokrasi dalam
    berorganisasi atau bermasyarakat. Mereka masih memakai atau lebih suka menerapkan
    pendekatan adat dan budaya masing-masing. Hal tersebut karena adat dan budaya dianggap
    sudah menjadi kebiasaan dan lebih mudah dikenal masyarakat. Akan tetapi, mereka tidak sadar
    bahwa pendekatan-pendekatan adat dan budaya masing-masing tersebut tidak bisa dipakai
    jika dihadapkan dengan adat dan budaya yang lain. Seringkali timbul tindakan-tindakan
    destruktif yang dilatarbelakangi oleh adat dan budaya. Misalnya, jika timbul permasalahan
    di Yogyakarta, tidak mungkin bila diselesaikan menggunakan pendekatan adat atau budaya
    Batak, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, mengingat Indonesia memiliki keragaman
    masyarakat yang sangat tinggi, demokrasi yang menjadi asas negara saat ini diharapkan bisa
    memancarkan nilai-nilai demokratisnya agar lebih universal dan dapat menjadi solusi terhadap
    peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat perbedaan-perbedaan yang ada.
    Menurut Dahl, terdapat beberapa keuntungan demokrasi selain contoh sederhana di atas,
    yaitu:
    a. Demokrasi menolong mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang kejam
    dan licik.
    b. Demokrasi menjamin warga negaranya dengan sejumlah hak asasi manusia yang tidak
    diberikan dan tidak dapat diberikan oleh sistem-sitem yang tidak demokratis.
    c. Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga negaranya daripada
    alternatif lain yang memungkinkan.
    d. Demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasarnya.
    e. Hanya pemerintahan demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
    bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri,
    yaitu untuk hidup di bawah hukum yang mereka pilih sendiri.
    f. Hanya pemerintahan demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
    untuk menjalankan tanggung jawab moral.
    g. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total daripada alternatif lain yang
    memungkinkan.
    h. Hanya pemerintahan demokratis yang dapat membantu perkembangan kadar persamaan
    politik yang relatif tinggi.
    i. Negara-negara demokrasi perwakilan modern tidak berperang satu sama lain.
    j. Negara-negara dengan pemerintahan demokratis cenderung lebih makmur daripada
    negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis.
    Hal-hal di atas menjadi tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat untuk mewujudkannya.
    Sukses di bidang politik tidak menjadi jaminan keseluruhan masyarakat menerapkan nilainilai
    demokrasi. Perlu adanya langkah-langkah intensif dalam mentransformasikan nilai-nilai
    tersebut.
    44 PKn SMA/MA Kelas XI
    5. Macam-Macam Demokrasi
    Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara menerapkan
    sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem demokrasi dengan
    pemahaman masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke dalam 3
    sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik perhatian.
    a. Berdasarkan ideologi
    Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat dibedakan menjadi
    dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan demokrasi rakyat.
    1) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
    Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri khas
    pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak
    diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
    Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
    2) Demokrasi rakyat
    Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan
    pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi
    diktator proletar. Pada masa Perang Dingin, sistem demokrasi rakyat berkembang di
    negara-negara Eropa Timur, seperti Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria,
    Yugoslavia, dan Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga “demokrasi proletar”,
    yang berhaluan Marxisme-komunisme.
    Gambar 2.4 Negara-negara Eropa Timur pernah menerapkan sistem demokrasi
    proletar.
    Sumber: www.earth-photography.com
    b. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
    Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat dibedakan
    menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi perwakilan atau demokrasi
    representatif, dan demokrasi perwakilan sistem referendum.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 45
    1) Demokrasi langsung
    Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya
    dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat. Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara
    berpenduduk sedikit dan berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena pada
    zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
    2) Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)
    Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Hal ini
    disebabkan jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas sehingga tidak mungkin
    menerapkan sistem demokrasi langsung. Dalam demokrasi perwakilan, rakyat menyalurkan
    kehendak dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam lembaga perwakilan
    (parlemen).
    Gambar 2.5 Parlemen merupakan representasi perwakilan rakyat dalam suatu
    negara.
    Sumber: wordpress.com
    3) Demokrasi perwakilan sistem referendum
    Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabungan antara demokrasi
    langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka untuk duduk dalam
    lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat
    dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat.
    Menurut John Locke, ada dua asas terbentuknya negara.
    Pertama, pactum unionis yaitu perjanjian antarindividu
    untuk membentuk negara. Kedua, pactum suvjektionis,
    yaitu perjanjian negara yang dibentuknya. Abraham
    Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem
    pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
    (democracy is government of the people, by the people,
    for the people).
    Sumber: id.wikipedia.org
    Info Khusus
    Sumber: wordpress.com
    46 PKn SMA/MA Kelas XI
    c. Berdasarkan titik perhatian
    Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakan menjadi tiga macam,
    yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dan demokrasi gabungan.
    1) Demokrasi formal
    Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model Barat. Demokrasi
    formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang
    politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
    ekonomi. Dalam demokrasi formal, semua orang dianggap mempunyai derajat dan hak yang
    sama.
    2) Demokrasi material
    Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan pada upayaupaya
    menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang
    politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Usaha untuk mengurangi
    perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh partai penguasa dengan mengatasnamakan
    negara di mana segala sesuatu sebagai hak milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui.
    3) Demokrasi gabungan
    Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta membuang
    keburukan demokrasi formal dan demokrasil material. Persamaan derajat dan hak setiap orang
    diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh
    pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai mengabdikan apalagi menghilangkan
    persamaan derajat dan hak asasi manusia.
    6. Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal
    Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahannya
    diwujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut berlaku universal. Maksudnya
    adalah keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur berdasarkan
    prinsip-prinsip tertentu. Tolok ukur tersebut juga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
    pelaksanaan demokrasi di negara lainnya.
    Menurut Inu Kencana Syafi ie, prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku universal antara
    lain:
    a. Adanya pembagian kekuasaan
    Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi, dapat mengacu pada
    pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara terbagi menjadi 3 bagian,
    yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiga lembaga tersebut memiliki kesejajaran
    sehingga tidak dapat saling menguasai.
    b. Pemilihan umum yang bebas
    Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di tangan rakyat. Namun tentunya,
    kedaulatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap individu. Kedaulatan
    tersebut menjadi aspirasi seluruh rakyat melalui wakil-wakil rakyat dalam lembaga legislatif.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 47
    Gambar 2.6 Pemilu menjadi cara bagi warga negara untuk memilih wakil rakyat.
    Sumber: www.swaberita.com
    Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan pemilihan umum. Dalam pelaksanaannya,
    setiap warga masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih wakil yang dikehendaki. Tidak
    dibenarkan adanya pemaksaan pilihan dalam negara demokrasi.
    Selain memilih wakil rakyat, pemilihan umum juga dilakukan untuk memilih presiden dan
    wakil presiden. Rakyat memiliki kebebasan untuk memilih pemimpin negara.
    c. Manajemen yang terbuka
    Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu diikutsertakan dalam
    menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila pemerintah mempertanggungjawabkan
    pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatannya di hadapan rakyat.
    d. Kebebasan individu
    Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam berbagai
    bidang. Misalnya, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan berusaha, dan sebagainya.
    Namun tentunya, kebebasan tersebut harus dilakukan dengan bertanggung jawab. Perlu diingat
    bahwa kebebasan satu orang akan dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dengan demikian, setiap
    masyarakat dapat melakukan kebebasan yang dijamin undang-undang dengan tidak merugikan
    kepentingan orang lain.
    e. Peradilan yang bebas
    Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif memiliki kebebasan dalam menjalankan
    perannya. Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara yang lain. Dalam praktik
    kenegaraan, hukum berada dalam kedudukan tertinggi. Semua yang bersalah di hadapan
    hukum, harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.
    f. Pengakuan hak minoritas
    Setiap negara memiliki keanekaragaman masyarakat. Keberagaman tersebut dapat dilihat
    dari suku, agama, ras, maupun golongan. Keberagaman dalam suatu negara menciptakan
    adanya istilah kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas. Kedua kelompok memiliki
    hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Untuk itu, negara wajib melindungi
    semua warga negara tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
    48 PKn SMA/MA Kelas XI
    g. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
    Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki kedudukan tertinggi. Hukum menjadi
    instrumen untuk mengatur kehidupan negara. Dengan demikian negara bersamaan
    kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.
    h. Supremasi hukum
    Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh pemerintah maupun rakyat.
    Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama hukum. Oleh karena itu,
    pemerintahan harus didasari oleh hukum yang berpihak pada keadilan.
    i. Pers yang bebas
    Dalam sebuah negara demokrasi, kehidupan dan kebebasan pers harus dijamin oleh
    negara. Pers harus bebas menyuarakan hati nuraninya terhadap pemerintah maupun diri
    seorang pejabat.
    j. Beberapa partai politik
    Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan aspirasi politiknya.
    Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memilih partai politik yang sesuai dengan
    hati nuraninya. Maka dari itu, mulai bergulirnya reformasi, negara memberikan kebebasan
    bagi semua warga negara untuk mendirikan partai politik. Pada tahun 1999, dilaksanakan
    pemilihan umum multipartai pertama kali sejak Orde Baru. Mulai Pemilu 1999, setiap partai
    politik memiliki asas sesuai dengan perjuangan politik masing-masing. Tidak lagi dikenal asas
    tunggal bagi setiap partai politik.
    Namun tentunya, pendirian partai politik harus sesuai dengan peraturan yang ada. Selain
    itu, warga negara tidak diperbolehkan mendirikan partai dengan asas maupun ideologi yang
    dilarang oleh undang-undang.
    Gambar 2.7 Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan
    aspirasi politiknya
    Sumber: i.ytimg.com
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 49
    Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebutkan di atas kemudian dituangkan
    ke dalam konsep yang lebih praktis sehingga dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang
    kemudian dijadikan tolok ukur untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan
    di suatu negara. Tolok ukur tersebut meliputi empat aspek, yaitu:
    a. Masalah pembentukan negara
    Proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan kualitas, watak, dan pola
    hubungan yang akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu instrumen
    penting yang dapat mendukung proses pembentukan pemerintahan yang baik.
    b. Dasar kekuasaan negara
    Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya
    secara langsung kepada rakyat.
    c. Susunan kekuasaan negara
    Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara distributif. Hal ini dilakukan untuk
    menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu tangan.
    d. Masalah kontrol rakyat
    Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau negara
    sesuai dengan keinginan rakyat.
    Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, UUD 1945 memberikan
    penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Dalam mekanisme
    kepemimpinannya, Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR sebagai
    lembaga yang dipilih dari rakyat. Dengan demikian, secara hierarki seharusnya
    rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan
    yang dipilih dalam pemilu.
    Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1955
    ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di Indonesia,
    sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai
    pilihan sistem pemerintahan.
    Sumber: www.politikita.com
    Indonesia kembali masuk ke dalam alam demokrasi pada tahun 1998.
    Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999 yang
    menempatkan PDI-P sebagai pemenang Pemilu.
    Lakukan kegiatan berikut ini!
    1. Lakukan studi pustaka mengenai pelaksanaan pemilihan umum di
    Indonesia!
    2. Berikan penilaian mengenai pelaksanaan pemilihan umum tersebut!
    3. Diskusikan bersama kelompok Anda!
    Arena Diskusi
    50 PKn SMA/MA Kelas XI
    Reformasi menuntut perubahan dalam semua aspek kehidupan, khususnya bidang politik,
    pemerintahan, ekonomi, dan budaya. Masyarakat mengharapkan terwujudnya perubahan
    total dalam kehidupan berbangsa dan berma syarakat. Salah satu harapan masyarakat adalah
    terwujudnya kedaulatan rakyat yang telah hilang. Terwujudnya kedaulatan rakyat, menjadi
    ciri kehidupan bernegara yang demokratis. Kehidupan bernegara yang demokratis, merupakan
    arah yang hendak dicapai dalam perubahan di bidang politik.
    Untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, diperlukan terciptanya masyarakat madani.
    Kehidupan masyarakat madani ditandai dengan adanya keterbukaan di bidang politik. Kehidupan
    masyarakat madani juga memiliki tingkat kemampuan dan kemajuan masyarakat yang tinggi
    untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi berbagai persoalan sosial.
    1. Pengertian Masyarakat Madani
    Istilah masyarakat madani sebenarnya merupakan istilah
    baru dari hasil pemikiran Prof. Naquib al-Attas. Ia adalah
    seorang fi losof kontemporer dari Malaysia. Di Indonesia,
    istilah masyarakat madani atau civil society baru populer
    pada dasawarsa 1990-an. Pada awalnya, istilah masyarakat
    madani di Indonesia bermula dari gagasan Dato Anwar
    Ibrahim. Menteri Keuangan dan Asisten Perdana Menteri
    Malaysia itu berkunjung ke Indonesia membawa istilah
    masyarakat madani sebagai terjemahan civil society. Istilah
    masyarakat madani disampaikan dalam ceramahnya pada
    simposium nasional dalam rangka Forum Ilmiah di acara
    Festival Istiqlal, 26 September 1995.
    Namun sebenarnya, istilah tersebut dikemukakan oleh
    Cicero dalam fi lsafat politiknya. Ia menyebut dengan istilah
    societies civillis. Pada awalnya, istilah tersebut identik dengan
    negara. Namun dalam perkembangannya, istilah societies
    civillis dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat
    yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang
    tinggi, berhadapan dengan negara, serta keterikatan dengan
    nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi masyarakat.
    Menurut W.J.S. Poerwadarminto, kata masyarakat berarti suatu pergaulan hidup manusia,
    sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan yang
    tertentu. Sedangkan kata madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah, yang artinya kota.
    Dengan demikian masyarakat madani secara etimologis berarti masyarakat kota. Meskipun
    demikian, istilah kota tidak merujuk semata-mata kepada letak geografi s, tetapi justru kepada
    karakter atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk penduduk sebuah kota. Dari sini kita paham
    bahwa masyarakat madani tidak asal masyarakat yang berada di perkotaan, tetapi yang lebih
    penting adalah memiliki sifat-sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu yang berperadaban.
    Gambar 2.8 Istilah masyarakat
    madani disampaikan
    Dato Anwar Ibrahim
    pada simposium
    nasional dalam rangka
    Forum Ilmiah di acara
    Festival Istiqlal, 26
    September 1995.
    Sumber: malaysia123.com
    B Masyarakat Madani
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 51
    Menurut rumusan PBB, masyarakat madani adalah masyarakat yang demokratis dan
    menghargai human dignity atau hak-hak tanggung jawab manusia. Adapun dalam frasa
    bahasa Latin, masyarakat madani merupakan padanan frasa civillis societies. Artinya adalah
    suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup beradab. Dalam bahasa Inggris,
    masyarakat madani dikenal dengan istilah civil society. Artinya adalah masyarakat yang
    menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban.
    Dalam perkembangannya, istilah masyarakat madani dipahami para ahli berdasarkan

    lingkungan masing-masing. Defi nisi tersebut merupakan hasil analisis dan kajian dari
    fenomena masyarakat. Berikut ini beberapa pengertian masyarakat madani.
    a. Zbighiew Rau
    Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah, yang
    mengandalkan ruang di mana individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung, bersaing
    satu sama lainnya guna mencapai nilai-nilai yang mereka yakini. Sistem nilai yang harus ada
    dalam masyarakat madani menurut Zbighiew Rau adalah:
    1) individualisme,
    2) pasar (market),
    3) pluralisme.
    b. Han Sung Joo
    Masyarakat madani adalah sebuah kerangka hukum yang melindungi dan menjamin hakhak
    dasar individu, perkumpulan sukarela yang terbebas dari negara, suatu ruang publik yang
    mampu mengartikulasi isu-isu politik, gerakan warga negara yang mampu mengendalikan
    diri dan independen, yang secara bersama-sama mengakui norma dan budaya yang menjadi
    identitas dan solidaritas yang terbentuk serta pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam
    civil society ini
    c. Anwar Ibrahim
    Masyarakat madani adalah masyarakat ideal yang memiliki peradaban maju dan sistem
    sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
    kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, yaitu masyarakat yang cenderung
    memiliki usaha serta inisiatif individu baik dari segi pemikiran seni, pelaksanaan pemerintahan
    untuk mengikuti undang-undang bukan nafsu, demi terlaksananya sistem yang transparan.
    d. Nurcholish Madjid
    Masyarakat madani adalah suatu tatanan kemasyarakatan yang mengedepankan toleransi,
    demokrasi, dan berkeadaban serta menghargai akan adanya pluralisme (kemajemukan).
    e. A.S. Hikam
    A.S. Hikam mendefi nisikan pengertian masyarakat madani berdasarkan istilah civil
    society. Menurutnya, civil society didefi nisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial
    yang terorganisasi dan bercirikan:
    a. Kesukarelaan (voluntary), artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen
    bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama.
    b. Keswasembadaan (self generating), artinya setiap anggota mempunyai harga diri yang
    tinggi.
    52 PKn SMA/MA Kelas XI
    Gambar 2.9 Masyarakat madani memiliki keswadayaan yang tinggi.
    Sumber: wordpress.com
    Tokoh
    Nucholish Madjid dan Masyarakat Madani
    Cak Nur merupakan ikon pembaruan pemikiran
    dan gerakan Islam di Indonesia. Gagasannya tentang
    pluralisme telah menempatkannya sebagai intelektual
    Islam terbesar di Indonesia. Nurcholish Madjid yang
    telah melakukan rekonstruksi terhadap masyarakat
    madani dalam artikelnya “Menuju Masyarakat
    Madani”.
    Nurcholish Madjid yang mencoba melihat civil
    society berkaitan dengan masyarakat kota madinah
    pada zaman Rasulullah. Menurut Madjid, Piagam Madinah merupakan
    dokumen politik pertama dalam sejarah umat manusia yang meletakkan
    dasar-dasar pluralisme dan toleransi, sementara toleransi di Eropa (Inggris)
    baru dimulai dengan The Toleration Act of 1689.
    Sumber: islamkuno.com
    Sumber: wordpress.com
    c. Keswadayaan (self supporting), artinya kemandirian yang kuat tanpa menggantungkan
    pada negara, atau lembaga atau organisasi lain.
    d. Kemandirian yang tinggi terhadap negara, artinya masyarakat madani tidak tergantung
    pada perintah orang lain termasuk negara.
    e. Keterkaitan dengan norma-norma hukum, yang artinya terkait pada nilai-nilai hukum
    yang disepakati bersama.
    Dari beberapa defi nisi di atas, dapat dirangkum bahwa masyarakat madani adalah sebuah
    kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri di hadapan penguasa dan
    negara, memiliki ruang publik dalam mengemukakan pendapat, dan memiliki lembagalembaga
    yang mandiri dapat menyalurkan aspirasi dan kepentingan publik.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 53
    2. Karakteristik Masyarakat Madani
    Masyarakat madani atau yang disebut orang barat civil society mempunyai prinsip pokok
    pluralisme, toleransi, dan hak asasi (human right), termasuk di dalamnya adalah demokrasi.
    Bagi bangsa Indonesia, masyarakat madani menjadi suatu cita-cita bagi negara. Sebagai
    bangsa yang pluralis dan majemuk, model masyarakat madani merupakan tipe ideal suatu
    masyarakat Indonesia demi terciptanya integritas sosial bahkan integritas nasional.
    Menurut Bahmueller, terdapat beberapa karakteristik masyarakat madani, di antaranya:
    a. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam masyarakat
    melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
    b. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam
    masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
    c. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan
    program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
    d. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
    organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
    keputusan-keputusan pemerintah.
    e. Tumbuh kembangnya kreativitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim-rezim totaliter.
    f. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
    mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
    g. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
    berbagai ragam perspektif.
    Dari beberapa karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani
    adalah sebuah masyarakat demokratis yang para anggotanya menyadari akan hak-hak dan
    kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya;
    pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreativitas warga negara
    untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya.
    Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani,
    yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa
    secara demokratis) dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung
    nilai-nilai keamanan sipil (civil security), tanggung jawab sipil (civil responsibility), dan
    ketahanan sipil (civil resilience). Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat
    masyarakat madani, yaitu:
    a. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
    b. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital) yang
    kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan
    terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antarkelompok.
    c. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain
    terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
    d. Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga
    swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum, sehingga isu-isu kepentingan bersama dan
    kebijakan publik dapat dikembangkan.
    e. Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling
    menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan.
    54 PKn SMA/MA Kelas XI
    f. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi,
    hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
    g. Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan
    yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antarmasyarakat secara
    teratur, terbuka, dan terpercaya.
    Tanpa prasyarat tersebut, masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon.
    Masyarakat madani akan terjerumus pada kekuasaan masyarakat sipil yang sempit. Hal
    tersebut tidak ubahnya dengan sistem militerisme yang antidemokrasi dan sering melanggar
    hak asasi manusia. Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam
    proses mewujudkan masyarakat madani. Rambu-rambu tersebut dapat menjadi jebakan yang
    menggiring masyarakat menjadi sebuah semangat kelompok yang bertolak belakang dengan
    semangat negara-bangsa.
    Dalam mewujudkan masyarakat madani, terdapat sikap-sikap yang saling
    bertentangan satu sama lain. Kesemua sikap perlu dipahami agar setiap
    masyarakat dapat memilih sikap yang mendukung ke arah terwujudnya
    masyarakat madani dan bukan sebaliknya.
    Beberapa sikap yang saling bertentangan tersebut adalah:
    1. Sentralisme dan lokalisme
    2. Pluralisme dan rasisme
    3. Elitisme dan komunalisme
    • Menurut pendapat Anda, sikap mana yang perlu dikembangkan dan sikap
    mana yang perlu dihindari?
    • Diskusikan bersama kelompok Anda, kemudian presentasikan hasilnya di
    depan kelas!
    Arena Diskusi
    3. Hubungan antara Masyarakat Madani dengan Demokrasi
    Hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi (demokratisasi) menurut M.
    Dawam Rahadjo, bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya bersifat koeksistensi atau saling
    mendukung. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan
    dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang
    secara wajar.
    Nurcholish Madjid memberikan penjelasan mengenai keterkaitan antara masyarakat
    madani dengan demokratisasi. Menurutnya, masyarakat madani merupakan tempat tumbuhnya
    demokrasi. Pemilu merupakan simbol bagi pelaksanaan demokrasi. Masyarakat madani
    merupakan elemen yang signifi kan dalam membangun demokrasi. Salah satu syarat penting
    bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan
    keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan.
    Masyarakat madani mensyaratkan adanya civic engagement, yaitu keterlibatan warga
    negara dalam asosiasi-asosiasi sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap
    terbuka, percaya, dan toleran antara satu dengan lainnya.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 55
    Masyarakat madani dan demokrasi menurut Ernest Gellner merupakan dua kata kunci
    yang tidak dapat dipisahkan. Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika masyarakat
    yang menghendaki adanya partisipasi.
    4. Upaya Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia
    Di Indonesia, sudut pandang pemahaman masyarakat madani dapat dirumuskan secara
    sederhana. Rumusan tersebut yaitu membangun masyarakat yang adil, terbuka dan demokratif,
    dengan landasan takwa dengan semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, serta sahnya nilai-nilai
    hubungan sosial yang luhur. Bentuk-bentuk hubungan sosial tersebut yaitu toleransi dan
    pluralisme. Keduanya merupakan wujud ikatan keadaban (bond of civility). Maka dari itu,
    toleransi dan pluralisme menjadi bagian untuk menwujudkan nilai-nilai keadaban.
    Guna mewujudkan terciptanya masyarakat madani, diperlukan berbagai upaya sebagai
    berikut:
    a. Meningkatkan usaha menciptakan pemerintahan yang baik
    Terciptanya pemerintahan yang baik (good government) merupakan tuntutan masyarakat
    pada era reformasi. Pemerintahan yang baik menjadi prasyarat untuk tumbuh dan
    berkembangnya masyarakat madani yang sehat. Pemerintahan yang bersih merupakan sebuah
    pemerintahan yang efesien dan efektif, profesional, berwibawa, serta bebas dari korupsi,
    kolusi dan nepotisme. Ciri khas dari pemerintahan yang bersih adalah dapat dipercaya
    (credible), dapat diterima (acceptable), dapat memimpin (capable), pemerintahan bersih
    (clean government).
    Sumber: www.presidenri.go.id
    Gambar 2.10 Demi terciptanya masyarakat madani, diperlukan terwujudnya good
    government.
    Melalui pemerintahan yang baik, masyarakat dapat menciptakan pembangunan secara
    merata. Melalui pembangunan merata, taraf hidup masyarakat pun dapat meningkatkan.
    Peningkatan taraf hidup, berarti meningkatkan kesempatan masyarakat untuk memenuhi
    kebutuhan. Terpenuhinya kebutuhan merupakan salah satu karakteristik masyarakat madani.
    56 PKn SMA/MA Kelas XI
    b. Meningkatkan keseimbangan dalam pembagian kekuasaan
    Sebagaimana prinsip trias politika, sautu pemerintahan yang ideal terbagi ke dalam 3
    kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiganya terwadahi dalam lembagalembaga
    negara. Ketiga lembaga harus mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsinya
    masing-masing. Dengan demikian, dapat tercipta tingkat keseimbangan hubungan antara
    kekuasaan eksekutif, kekuasaan legeslatif, dan kekuasaan yudikatif. Di dalam menjalankan
    perannya, lembaga legislatif menjadi cerminan aspirasi masyarakat yang diwakili. Dengan
    demikian, kehidupan yang demokratis lebih terjamin. Makin terjamin demokrasi warga
    negara, berarti makin dekat bangsa Indonesia ke arah terwujudnya masyarakat madani.
    c. Meningkatkan jiwa kemandirian melalui kegiatan perekonomian
    Masyarakat madani menuntut pemerataan kehidupan ekonomi yang lebih merata. Dengan
    adanya pemerataan, kegiatan perekonomian menjadi hak semua warga negara. Kegiatan
    ekonomi tidak hanya menjadi milik sekelompok kecil anggota masyarakat. Kegagalan
    dalam menerapkan pemerataan ekonomi, dapat menciptakan kehidupan perekonomian yang
    tidak demokratis. Namun sebaliknya, pemerataan kegiatan perekonomian, dapat menjamin
    kehidupan ekonomi yang demokratis. Makin demokratis suatu bangsa, berarti makin mudah
    mewujudkan terciptanya masyarakat madani.
    d. Meningkatkan pemahaman perlunya kebebasan pers
    Di dalam kehidupan masyarakat madani, pers memiliki peran untuk melakukan kontrol
    sosial. Namun tentunya, fungsi kontrol harus dilakukan secara bertanggungjawab dan sesuai
    dengan etika jurnalistik.
    Kontrol sosial yang dilakukan pers hanya dapat terwujud bila terdapat perlindungan
    terhadap pers. Terciptanya kebebasan pers, yaitu berkembangnya media massa baik cetak
    maupun elektronik yang sanggup berfungsi mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa
    serta melakukan fungsi kontrol sosial.
    Kebebasan pers merupakan salah satu syarat demokrasi. Makin banyak syarat demokrasi
    terpenuhi, berarti makin mudah membawa masyarakat ke arah masyarakat madani.
    e. Menciptakan perangkat hukum yang memadai dan berkeadilan sosial
    Terbentuknya lembaga pene gak hukum harus mampu mencerminkan berlakunya
    supremasi hukum dalam kehidupan bermasyara kat, berbangsa, dan bernegara menuju suatu
    tatanan masyarakat madani atau civil society Indonesia.
    Hal tersebut sesuai dengan semangat reformasi. Di dalamnya terkandung semangat untuk
    mewujudkan ketaatan kepada hukum untuk semua orang dan bukan hanya untuk kepentingan
    penguasa. Setiap orang sama di depan hukum, sehingga dituntut kedisiplinan yang sama
    terhadap nilai-nilai hukum yang berlaku.
    Terciptanya perangkat hukum yang memadai dan berkeadilan sosial, mampu
    menghilangkan diskriminasi di bidang hukum. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang
    memungkinkan lembaga hukum berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial, merupakan
    karakteristik masyarakat madani.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 57
    f. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
    Pendidikan menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu, perlu
    diciptakan sistem pendidikan yang baik. Sistem pendidikan yang baik, menekankan pada
    aspek kearifan budaya dan nilai-nilai lokal sebagai pijakan berbangsa. Identitas kebangsaan
    hanya bertahan jika sosialisasi nilai-nilai kebangsaan yang mengacu pada nilai-nilai kultural
    bangsa dilakukan melalui lembaga pendidikan.
    Makin baik sistem pendidikan, makin banyak pula tercipta sumber daya manusia yang
    berkualitas. Makin tinggi kualitas sumber daya manusia, makin mudah pula penerapan
    prinsip-prinsip masyarakat madani.
    g. Menanamkan sikap mencintai dan menghargai budaya bangsa
    Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tersebar dari Sabang sampai
    Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Keanekaragaman budaya tersebut menciptakan
    pula keanekaragaman pemikiran, pola-pola perilaku, dan tradisi. Kesemuanya memiliki hak
    yang sama untuk tumbuh, berkembang, dan dilestarikan. Untuk itulah, bangsa Indonesia perlu
    menghayati dan mengamalkan semangat kebhinnekatunggalikaan.
    Perbedaaan yang dimiliki setiap suku bangsa merupakan identitas bangsa Indonesia. Oleh
    karena itu, pengembangan budaya daerah akan memberikan sumbangan bagi perkembangan
    rasa kesatuan bangsa Indonesia. Pluralisme bukan menjadi sumber perpecahan, tetapi menjadi
    kebanggaan sebagai identitas bangsa Indonesia yang kuat dan benar. Bila bangsa Indonesia
    dapat menghargai pluralisme, berarti salah satu syarat menjadi masyarakat madani telah
    terpenuhi. Masyarakat plural merupakan ciri masyarakat madani.
    Sumber: blogdetik.com
    Gambar 2.11 Makin tinggi kualitas sumber daya manusia, makin mudah pula penerapan
    prinsip-prinsip masyarakat madani.
    58 PKn SMA/MA Kelas XI
    Pemetaan Civil Society
    Pemetaan tentang civil society pernah dilakukan oleh Michael W. Foley dan Bob
    Edwards yang menghasilkan Civil Society I dan Civil Society II. Namun dalam
    perkembangannya, terdapat analisis yang mencakup dari kedua aspek (Civil
    Society I dan II), hingga menghasilkan kombinasi atau tipe Civil Society III.
    1. Dalam wacana Civil Society I lebih menekankan aspek horizontal dan
    biasanya dekat dengan aspek budaya.
    2. Wacana dalam Civil Society II memfokuskan pada aspek vertikal dengan
    mengutamakan otonomi masyarakat terhadap negara dan erat dengan
    aspek politik.
    3. Pembahasan Civil Society III merupakan upaya untuk mempertemukan
    Civil Society I dan Civil Society II.
    Sumber: www.politikkita.co
    Info Khusus
    5. Kendala dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia
    Terciptanya masyarakat madani, menjadi cita-cita ideal setiap bangsa. Namun tentunya,
    cita-cita tersebut perlu diwujudkan dengan usaha keras. Diperlukan juga daya tahan yang
    tinggi untuk mengatasi berbagai kendala, baik kendala yang berkaitan dengan struktur sosial,
    maupun kendala yang berkai tan dengan keadaan masyarakat.
    Berbagai permasalahan bangsa juga menjadi kendala dalam mewujudkan terciptanya
    masyarakat madani. Beberapa kendala yang dihadapi dalam mewujudkan masyarakat madani
    antara lain:
    a. terjadinya krisis perekonomian,
    b. masih kuatnya perilaku korupsi,
    c. ancaman disintegrasi bangsa,
    d. belum maksimalnya kualitas sumber daya manusia,
    e. belum tertanamnya jiwa kemandirian bangsa Indonesia,
    f. kurangnya kesadaran pada hukum yang berlaku,
    g. rendahnya tingkat kesukarelaan dan keswasembadaan pada setiap warga negara,
    h. kurangnya perangkat hukum,
    i. rendahnya kesadaran hukum.
    Berbagai kendala tersebut perlu diatasi oleh seluruh bangsa Indonesia. Usaha untuk
    mewujudkan terciptanya masyarakat madani menjadi tanggung jawab seluruh bangsa
    Indonesia. Untuk itulah, cara untuk menanggulangi kendala juga harus dipikirkan bersama.
    Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mencari jalan keluar untuk mengatasi
    kendala. Pemerintah dan masyarakat juga harus bersama-sama melaksanakan cara-cara
    tersebut secara konsekuen.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 59
    1. Carilah referensi yang berkaitan dengan pokok bahasan masyarakat
    madani!
    2. Buatlah presentasi yang berkaitan dengan masyarakat madani! (Bila perlu
    gunakan powerpoint)
    3. Presentasikan di hadapan teman-teman sekelas Anda!
    4. Buatlah rangkuman dari keseluruhan hasil presentasi!
    Aktivitas Mandiri
    Potret Nusantara
    Partisipasi Warga Solo Tertinggi Pelaksanaan Pilkada di Jateng
    Rabu, 28/04/2010 09:00 WIB - cka/yok
    SOLO,-Tingkat partisipasi masyarakat Kota Solo dalam ajang pemilihan
    kepala daerah (Pilkada) rupanya yang paling tinggi di Jawa Tengah. Dalam
    proses pemilihan yang berlangsung Senin (26/4) lalu, diketahui sebanyak 71
    persen masyarakat Solo ikut berpartisipasi dalam Pilkada.
    “Sejauh ini ternyata Solo yang paling tinggi partisipasi masyarakatnya
    dalam Pilkada di Jateng,” ungkap Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah,
    Abdul Fikri Fakih, Selasa (27/4). Hal itu diungkapkannya saat berkunjung ke
    Kantor Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Solo.
    DPRD Jateng memberikan apresiasi yang tinggi terhadap Kota Solo
    terhadap partisipasi masyarakatnya. Menurutnya, dari 17 kabupaten/kota
    yang menyelenggarakan Pilkada di tahun ini, Kota Solo masih berada di tingkat
    teratas sehubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat.
    “Dari beberapa kabupaten/kota yang sudah menggelar Pilkada,
    sebelumnya yang tertinggi Kabupaten Purbalingga dengan partisipasi sebesar
    66 persen. Namun kemudian ternyata Kota Solo lebih tinggi lagi (tingkat
    partisipasi-red) dengan 71 persen,” papar dia.
    ………………………………………………………………………………………
    …….
    Sumber: harianjoglosemar.com
    Dari artikel di atas kita dapat memahami sebagian kecil dari dinamika
    demokrasi dalam masyarakat Indonesia. Peristiwa di atas memberikan
    gambaran bagi kita mengenai perilaku demokratis yang diterapkan bangsa
    Indonesia. Bangsa Indonesia dapat melaksanakan demokrasi dengan baik,
    tanpa kekerasan dan kecurangan. Demokrasi memiliki potensi untuk tumbuh
    dan berkembang secara damai di Indonesia.
    60 PKn SMA/MA Kelas XI
    Demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai
    yang terkandung dalam falsafah/ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Oleh karena
    itu, demokrasi yang dianut di Indonesia disebut demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila
    merupakan demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan
    diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
    Pancasila sebagai dasar falsafah negara, merupakan dasar pengembangan dan pelaksanaan
    demokrasi yang berjalan di Indonesia. Dalam Pancasila terkandung prinsip-prinsip demokrasi
    bukan prinsip-prinsip kediktatoran. Dengan demikian, sistem politik yang sesuai dengan
    situasi dan kondisi Negara Indonesia adalah sistem politik demokrasi Pancasila.
    1. Pengertian Demokrasi Pancasila
    Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian
    dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri
    yaitu Pancasila. Mengenai rumusan singkat demokrasi Pancasila, tercantum dalam sila
    keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian yang bulat dan
    utuh antara sila satu dengan sila yang lainnya.
    Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian demokrasi
    Pancasila. Beberapa pengertian tersebut yaitu:
    a. Menurut Ensiklopedia Indonesia
    Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial
    dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh
    mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
    b. Menurut Prof. Dardji Darmadihardja, S.H.
    Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
    falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan
    Pembukaan UUD 1945.
    C Sistem Politik Demokrasi Pancasila
    Sumber: wordpress.com
    Gambar 2.12 Demokrasi Pancasila dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur
    bangsa Indonesia.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 61
    c. Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H.
    Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
    permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha esa, yang berperikemanusiaan
    yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
    seluruh rakyat Indonesia.
    Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada hakikatnya demokrasi
    Pancasila merupakan sarana atau alat bagi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan negara.
    Tujuan negara tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
    yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
    kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
    dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Inti dari
    demokrasi Pancasila adalah paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
    dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.
    2. Isi Pokok dan Ciri Khas Demokrasi Pancasila
    Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin diterapkan oleh para pendiri
    negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila
    yang berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan berpaham kekeluargaan dan
    kegotongroyongan mempunyai ciri khas yang membedakan demokrasi yang lainnya.
    Ciri khas demokrasi Pancasila adalah:
    a. Demokrasi Pancasila bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan yang bernapaskan
    Ketuhanan Yang Maha Esa.
    b. Demokrasi Pancasila harus menghargai hak-hak asasi manusia serta menjamin adanya
    hak-hak minoritas.
    c. Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan atas
    musyawarah untuk mufakat.
    d. Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat sebagai subjek demokrasi berhak
    untuk ikut secara efektif untuk menentukan kehidupan bangsa dan negara.
    Isi pokok demokrasi Pancasila adalah:
    a. Pelaksanaan Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan dalam Batang
    Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
    b. Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
    c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan.
    d. Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam
    Penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.
    Anda tentunya telah memahami pengertian demokrasi Pancasila.
    Sekarang coba Anda analisis hal-hal yang terkait dengan demokrasi Pancasila!
    Selanjutnya, buatlah defi nisi demokrasi Pancasila menurut pendapat Anda!
    Jelaskan pula ciri khas demokrasi Pancasila berdasarkan defi nisi yang Anda
    buat!
    Aktivitas Mandiri
    62 PKn SMA/MA Kelas XI
    Sementara itu dalam pelaksanaannya, demokrasi Pancasila berlandaskan:
    a. Pancasila sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan
    permusyawaratan/perwakilan.
    b. UUD 1945
    1) Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menyatakan “ … maka disusunlah suatu
    Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
    Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
    berkedaulatan rakyat ….”
    2) Batang Tubuh
    Pasal 1 Ayat (2) : Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
    Undang-Undang dasar.
    c. Tap MPR RI No. XII/MPR/1998 tentang pembahasan masa jabatan Presiden dan wakil
    Presiden.
    d. Undang-undang, yang terdiri:
    1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
    Pendapat,
    2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1998 tentang Parpol,
    3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pemilu,
    4) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
    dan DPRD.
    3. Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila
    Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila terdiri dari:
    a. Demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, maksudnya bahwa demokrasi selalu
    dijiwai dan diliputi oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
    b. Demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, maksudnya dalam demokrasi
    Pancasila negara/pemerintah menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
    c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat, maksudnya kepentingan rakyat banyak harus
    diutamakan daripada kepentingan pribadi.
    d. Demokrasi yang didukung oleh kecerdasan warga negara, maksudnya bahwa dalam
    demokrasi Pancasila didukung oleh warga negara yang mengerti akan hak dan
    kewajibannya serta dapat melakukan peranannya dalam demokrasi.
    e. Demokrasi yang menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan, maksudnya bahwa dalam
    negara demokrasi menganut sistem pemisahan kekuasaan, masing-masing lembaga
    negara memiliki fungsi dan wewenang masing-masing.
    f. Demokrasi yang menjamin berkembangnya otonomi daerah, maksudnya bahwa negara
    menjamin berkembangnya setiap daerah untuk memajukan potensi daerahnya masingmasing
    sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    g. Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum, maksudnya bahwa Negara Indonesia
    berdasarkan hukum, bukan kekuasaan belaka, sehingga segala kebijaksanaan maupun
    tindakan pemerintah berdasarkan pada hukum yang berlaku.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 63
    h. Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas, merdeka, dan tidak
    memihak, maksudnya badan peradilan yang tidak terpengaruhi dan tidak dapat dipengaruhi
    oleh pihak lain.
    i. Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya adalah demokrasi
    yang dikembangkan bertujuan untuk menjamin dan mewujudkan kesejahteraan rakyat,
    meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan baik lahir maupun
    batin.
    j. Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya bahwa tujuan akhir upaya pelaksanaan
    ketatanegaraan adalah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Dalam sistem demokrasi Pancasila, ada dua asas yaitu:
    a. Asas kerakyatan, yaitu asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasib
    dan cita-cita rakyat, serta berjiwa kerakyatan atau menghayati kesadaran senasib dan
    secita-cita dengan rakyat.
    b. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan aspirasi dan kehendak
    seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan dalam rangka
    pembahasan untuk menyatukan pendapat bersama serta mencapai kesepakatan bersama
    yang dijiwai oleh kasih sayang, pengorbanan demi tercapainya kebahagiaan bersama.
    4. Aspek Demokrasi Pancasila
    Ada beberapa aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila, yaitu:
    a. Aspek material (segi isi/subtansi)
    Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Maka dari
    itu, pengertian demokrasi Pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik saja, tetapi juga
    demokrasi ekonomi dan sosial.
    Sumber: wordpress.com
    Gambar 2.13 Musyawarah dan mufakat merupakan salah satu asas demokrasi
    Pancasila.
    64 PKn SMA/MA Kelas XI
    b. Aspek formal
    Demokrasi Pancasila merupakan bentuk atau cara pengambilan keputusan (demokrasi
    politik) yang dicerminkan oleh sila keempat.
    Menurut Prof. S. Pamudji, Demokrasi Pancasila mengandung aspek sebagai berikut:
    a. Aspek formal
    Dalam aspek ini, demokrasi Pancasila membahas persoalan dan cara rakyat menunjuk
    wakil-wakil dalam badan-badan perwakilan rakyat dalam pemerintahan dan bagaimana
    mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk
    mencapai kesepakatan bersama.
    b. Aspek material
    Dalam aspek ini, demokrasi Pancasila mengemukakan gambaran manusia dan mengakui
    harkat serta martabat manusia, menjamin terwujudnya masyarakat Indonesia sesuai dengan
    gambaran, harkat dan martabat tersebut.
    c. Aspek normatif
    Dalam aspek ini, demokrasi Pancasila mengungkap seperangkat norma atau kaidah yang
    mengatur dan membimbing manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama. Norma-normra
    yang terkandung dalam demokrasi Pancasila antara lain norma agama, norma hukum, norma
    persatuan dan kesatuan, dan norma keadilan.
    d. Aspek optatif
    Mengandung arti bahwa demokrasi Pancasila mempunyai tujuan dan cita-cita yang ingin
    dicapai oleh bangsa Indonesia. Tujuan dan cita-cita tersebut, tercantum dalam Pembukaan
    UUD 1945 alinea ke IV.
    e. Aspek organisasi
    Dalam aspek ini, organisasi sebagai wadah pelaksanaan demokrasi Pancasila untuk
    mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
    f. Aspek kejiwaan
    Aspek kejiwaan mengandung arti bahwa demokrasi Pancasila memberi motivasi dan
    semangat para penyelenggara negara dan para pemimpin pemerintahan.
    Selain itu, demokrasi Pancasila juga mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
    a. lembaga-lembaga negara,
    b. partai politik dan golongan karya,
    c. otonomi daerah,
    d. pola pengambilan keputusan/tata cara musyawarah,
    e. pemilihan umum,
    f. peraturan perundangan/sumber tertib hukum,
    g. pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia,
    h. sistem pembagian kekuasaan.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 65
    5. Sikap Positif dalam Rangka Pengembangan Demokrasi Pancasila
    Demokrasi Pancasila perlu harus dikembangkan dalam segala aspek kehidupan berbangsa
    dan bernegara. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif dan dukungan warga negara terhadap
    pemerintahan. Peran aktif warga negara tersebut dapat tercermin dalam sikap positif terhadap
    pembangunan demokratis. Sikap positif warga negara dapat meningkatkan kesadaran warga
    negara akan hak dan kewajiban bagi kesejahteraan masyarakat.
    Sikap positif warga negara tersebut antara lain:
    a. Ikut mendukung dan berpartisipasi dalam usaha penataan kehidupan politik yang
    diarahkan pada menumbuhkembangkan tatanan politik berdasarkan Pancasila dan UUD
    1945.
    b. Meningkatkan kesadaran dan peran serta politik masyarakat, termasuk upaya pemantapan
    keyakinan rakyat terhadap Pancasila sebagai asas dalam kehidupan bermasyarakat,
    berbangsa, dan bernegara.
    c. Meningkatkan dan mengembangkan kehidupan demokratis dan tegaknya hukum
    berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 demi terpeliharanya kemantapan stabilitas politik
    yang sehat dan dinamis, kemantapan mekanisme demokrasi Pancasila, serta kemantapan
    mekanisme suksesi kepemimpinan nasional berdasarkan UUD 1945.
    d. Turut mengembangkan budaya politik yang menjunjung tinggi semangat kebersamaan,
    kekeluargaan, dan keterbukaan yang bertanggung jawab dengan didukung oleh moral dan
    etika politik yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila.
    e. Ikut meningkatkan program pendidikan politik yang berdasarkan Pancasila dan UUD
    1945 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal tersebut berguna untuk menumbuhkan
    kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara serta meningkatkan motivasi dan
    partisipasi dalam pembangunan nasional.
    f. Menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat melalui wadah
    penyalur aspirasi rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
    g. Mendukung otonomi daerah yang nyata untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
    Dengan adanya sikap-sikap yang positif terhadap pengembangan demokrasi Pancasila,
    diharapkan dapat menciptakan sistem politik yang demokratis sebagaimana ide atau gagasan
    para pendiri negara sejak awal.
    Nilai-Nilai Pancasila
    Demokrasi merupakan budaya luhur bangsa Indonesia. Para founding father
    menyadari bahwa demokrasi merupakan budaya luhur yang harus terus dipertahankan
    dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercermin dalam Pancasila,
    terutama sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
    permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaan demokrasi merupakan pengamalan sila
    tersebut. Dalam pelaksanaannya, demokrasi harus dijiwai sila-sila lainnya.
    66 PKn SMA/MA Kelas XI
    Di samping itu, untuk tetap menciptakan iklim demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
    bernegara, perlu dijauhi sikap-sikap politik yang dapat merusak suasana demokratis. Sikapsikap
    politik tersebut antara lain:
    a. Liberalisme
    Sikap politik liberalisme menginginkan kebebasan individu dalam seluruh bidang
    kehidupan. Liberalisme ini menganut prinsip bahwa setiap individu memiliki hak yang mutlak
    dan tidak ada suatu kekuasaan yang boleh melanggar hak-hak tersebut. Dalam liberalisme,
    negara berfungsi sebagai pelindung dari hak-hak kebebasan individu tersebut tanpa harus ikut
    mencampurinya.
    b. Radikalisme
    Sikap politik radikalisme merupakan perwujudan sikap ketidakpuasan, dendam dan
    benci terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan landasan fi lsafat yang membenarkan
    ketidakpuasannya. Radikalisme menginginkan pembahasan segala sesuatu sampai pada akar
    permasalahannya. Untuk memperjuangkan rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu, kaum radikal
    membuat program yang tepat dan biasanya berupa kesatuan/aritik dengan membandingkan
    keadaan sekarang yang mengecewakan dengan bentuk masyarakat yang ideal. Radikalisme ini
    pada akhirnya melahirkan revolusi, baik dalam bidang politik maupun sosial.
    c. Konservatisme
    Konservatisme merupakan suatu doktrin yang menghendaki dan mengusahakan terus
    berlangsungnya situasi dan kondisi yang sudah berlangsung sekian lama (status quo).
    Kaum konservatif biasanya menentang perubahan-perubahan besar dalam masyarakat.
    Dasar pemikiran konservatisme adalah agama atau adat istiadat yang sudah melembaga.
    Konservatisme menolak adanya perubahan dan revolusi yang berarti dalam masyarakat.
    d. Anarkisme
    Anarkisme menginginkan kebebasan yang mutlak tanpa adanya pembatasan apapun bagi
    setiap individu di dalam seluruh aspek kehidupan. Doktrin ini menganggap bahwa kekuasaan
    negara hanya akan mengekang kebebasan individu dan menganggap bahwa ketertiban
    masyarakat hanya merupakan suatu cita-cita yang tidak dapat diwujudkan. Oleh karena itu,
    rakyat tidak memerlukan negara dalam setiap tindakannya. Kaum anarki yakin bahwa segala
    sesuatu yang dikerjakan oleh negara, dapat dilaksanakan sendiri dengan lebih baik secara
    bersama-sama.
    Lakukan kegiatan berikut ini!
    1. Buatlah kelompok dengan anggota 3-5 orang!
    2. Amati atau carilah peristiwa-peristiwa di sekitar Anda!
    3. Identifi kasikan peristiwa yang tidak mendukung tumbuh dam
    berkembangnya demokrasi Pancasila!
    4. Identifi kasikan peristiwa yang mendukung tumbuh dam berkembangnya
    demokrasi Pancasila!
    5. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan Anda!
    Arena Diskusi
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 67
    D Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
    Indonesia menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Demokrasi menjadi
    pilihan bangsa Indonesia sejak awal berdirinya. Perkembangan sistem demokrasi berlangsung
    sejak tahun 1945 hingga masa sekarang. Berbagai model demokrasi pernah diterapkan di
    Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
    1. Bentuk-Bentuk Demokrasi yang Berlaku di Indonesia
    Berikut ini adalah perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa awal
    kemerdekaan hingga era reformasi.
    a. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 - 1950 )
    Masa antara tahun 1945 – 1950 merupakan masa revolusi fi sik di Indonesia. Bangsa
    Indonesia masih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari Belanda. Karena itulah,
    demokrasi belum dapat terlaksana dengan baik di Indonesia. Perjuangan mempertahankan
    kemerdekaan menjadi tujuan utama saat itu.
    Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan. Hal tersebut sebagaimana
    diatur dalam Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 (dihapus berdasarkan amandemen IV tahun
    2002 ). Pada pasal tersebut tertulis “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
    Perwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang
    Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional”.
    Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut, pemerintah
    mengeluarkan maklumat antara lain:
    1) Maklumat Wakil Presiden Nomor X Tanggal 16 Oktober 1945 tentang Perubahan KNIP
    menjadi Lembaga Legislatif.
    2) Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
    3) Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 tentang Perubahan Sistem Pemerintahan
    Presidensial menjadi Parlementer.
    b. Pelaksanaan demokrasi pada masa demokrasi liberal (1950 - 1959)
    Pada masa antara tahun 1950-1959, Indonesia memberlakukan sistem demokrasi
    parlementer. Sistem ini dikenal pula dengan sebutan demokrasi liberal. Konstitusi yang
    digunakan pada masa demokrasi liberal adalah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
    1950.
    Pada masa demokrasi liberal, terjadi beberapa kali pergantian kabinet. Akibatnya,
    pembangunan tidak berjalan lancar. Setiap partai hanya memperhatikan kepentingan partai
    atau golongannya.
    Masa demokrasi liberal ditandai dengan berubahnya sistem kabinet ke sistem parlementer.
    Pada masa tersebut, presiden hanya sebagai simbol. Presiden berperan sebagai kepala negara,
    bukan sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh seorang perdana
    menteri.
    68 PKn SMA/MA Kelas XI
    Terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki pada masa pelaksanaan demokrasi parlemen,
    yaitu:
    1) Berkembangnya partai politik pada masa tersebut. Pada masa ini, terlaksana pemilihan
    umum pertama di Indonesia untuk memilih anggota konstituante. Pemilu tahun 1955
    merupakan pemilu multipartai. Melalui pelaksanaan pemilu, berarti negara telah menjamin
    hak politik warga negara.
    2) Tingginya akuntabilitas politik.
    3) Berfungsinya parlemen sebagai lembaga legislatif.
    Adapun kegagalan pelaksanaan demokrasi liberal adalah:

    1) Dominannya kepentingan partai politik dan golongan sehingga menyebabkan konstituante
    digunakan sebagai ajang konfl ik kepentingan.
    2) Kegagalan konstituante menetapkan dasar negara yang baru.
    3) Masih rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Akibatnya, masyarakat tidak tertarik
    untuk memahami proses politik.
    Sumber: wordpress.com
    Gambar 2.14 Dekrit Presiden 1959 menjadi penanda
    berakhirnya demokrasi liberal di
    Indonesia.
    Huntington memperingatkan bahwa tahun-tahun pertama berjalannya masa
    kekuasaan pemerintahan demokratis yang baru, umumnya akan ditandai
    dengan bagi-bagi kekuasaan di antara koalisi. Hal tersebut yang menghasilkan
    transisi demokrasi tersebut, penurunan efektivitas kepemimpinan dalam
    pemerintahan yang baru, sedangkan dalam pelaksanaan demokrasi itu
    sendiri belum akan mampu menawarkan solusi mendasar terhadap berbagai
    permasalahan sosial dan ekonomi di negara yang bersangkutan. Tantangan
    bagi konsolidasi demokrasi adalah bagaimana menyelesaikan masalah-masalah
    tersebut dan tidak justru hanyut oleh permasalahan-permasalahan itu.
    Sumber: www.ginanjar.com
    Info Khusus
    Kegagalan sistem parlementer dibuktikan
    dengan kegagalan parlemen menyusun
    konstitusi negara. Sidang konstituante mampu
    memenuhi harapan bangsa Indonesia. Hingga
    akhirnya, Presiden Sukarno mengeluarkan
    Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi:
    a. menetapkan pembubarkan konstituante,
    b. menetapkan UUD 1945 berlaku kembali
    dan tidak berlakunya UUDS 1950,
    c. pembentukan MPRS dan DPAS.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 69
    c. Pelaksanaan pada masa demokrasi terpimpin (1959 - 1965)
    Masa demokrasi terpimpin berlangsung antara tahun 1959 hingga 1965. Masa ini dikenal
    dengan istilah Orde Lama. Pada masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan demokrasi dipimpin
    langsung oleh Presiden Sukarno. Dasar dari penerapan demokrasi terpimpin adalah sila
    keempat Pancasila. Presiden menafsirkan bahwa kata dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
    dalam permusyawaratan/perwakilan , berarti pimpinan terletak di tangan “Pemimpin Besar
    Revolusi”.
    Ciri umum demokrasi terpimpin antara lain:
    1) dominasi seorang pemimpin atau presiden,
    2) terbatasnya peran partai politik,
    3) berkembangnya pengaruh komunis atau PKI.
    Terdapat beberapa penyimpangan konstitusi dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin, di
    antaranya:
    a. pemusatan kekuasaan di tangan presiden,
    b. Pancasila tidak ditafsirkan secara bulat dan utuh, akan tetapi secara terpisah,
    c. pengangkatan presiden seumur hidup,
    d. rangkap jabatan yang dilakukan presiden,
    e. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu tahun 1955.
    f. konsep Pancasila berubah menjadi konsep Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunis),
    g. terjadinya pergeseran makna demokrasi, karena tidak terjadi pembagian kekuasaan,
    h. kecenderungan pemerintah ke arah blok komunis.
    i. Manipol USDEK (Manifesto Politik, Undang-Undang Dasar, Sosialisme Indonesia,
    Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Indonesia) dijadikan GBHN tahun 1960. USDEK
    dibuat oleh Presiden, sedangkan GBHN seharusnya dibuat oleh MPR.
    d. Pelaksanaan demokrasi pada masa orde baru (1966 - 1998)
    Berakhirnya pelaksanaan demokrasi terpimpin terjadi bersamaan dengan berakhirnya
    Orde Lama. Orde berganti dengan Orde Baru. Masa pemerintahan baru ini berlangsung di
    bawah kepemimpinan Presiden Suharto.
    Sumber: wordpress.com
    Gambar 2.15 Presiden Suharto memimpin Orde Baru selama 32 tahun.
    70 PKn SMA/MA Kelas XI
    Segala macam penyimpangan yang terjadi di masa Orde Lama dibenahi oleh Orde Baru.
    Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
    Masa sejak tahun 1969 menjadi awal bagi bangsa Indonesia untuk hidup dengan harapan.
    Pemerintah Orde Baru mulai melaksanakan pembangunan secara bertahap. Tahapan
    pembangunan yang dikenal dengan sebutan Pelita (pembangunan lima tahun) dilaksanakan
    menyeluruh di wilayah Indonesia. Pelaksanaan pembangunan meliputi ideologi, politik,
    ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
    Sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi, pemerintah melaksanakan pemilihan umum
    setiap 5 tahun sekali. Pemilihan umum dilaksanakan untuk memilih anggota DPR/MPR.
    Pemerintah Orde Baru berhasil menyelenggarakan pemilihan umum tahun 1971, 1977, 1982,
    1987, 1992, dan 1997.
    Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru juga terjadi berbagai penyimpangan, antara
    lain:
    a. Terjadi sentralistik kekuasaan yang menjurus pada otoriter.
    b. Sentralisasi kekuasaan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan tidak merata.
    c. Merebaknya praktik-praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintahan.
    d. Terjadi monopoli di bidang perekonomian oleh kelompok tertentu yang dekat dengan
    kekuasaan.
    e. Tidak adanya pembatasan jabatan presiden.
    e. Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi (1998 - sekarang)
    Berakhirnya masa Orde Baru, melahirkan era baru yang disebut masa reformasi. Orde
    Baru berakhir pada saat Presiden Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J.
    Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
    Pergantian masa juga mengubah pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Demokrasi yang
    dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan
    pada Pancasila dan UUD 1945. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan
    yang demokratis dengan mengeluarkan peraturan undangan, antara lain:
    a. Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi.
    b. Ketetapan Nomor VII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR tentang Referendum.
    c. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas
    dari KKN
    d. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden
    dan Wakil Presiden RI
    e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
    Sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi, pada masa reformasi dilaksanakan Pemilihan
    Umum 1999. Pelaksanaan Pemilu 1999 merupakan salah satu amanat reformasi yang harus
    dilaksanakan.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 71
    Sebagai upaya perbaikan pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa langkah yang
    dilaksanakan, yaitu:
    a. banyaknya partai politik peserta pemilu,
    b. pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung,
    c. pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, MPR, dan DPD.
    d. pelaksanaan pemilu berdasarkan asas luber dan jurdil,
    e. pemilihan kepala daerah secara langsung,
    f. kebebasan penyampaian aspirasi lebih terbuka.
    2. Pemilihan Umum di Indonesia
    Terbukanya gerbang era reformasi pada tahun 1998, mengobarkan semangat demokrasi
    yang makin kuat di Indonesia. Nilai-nilai demokrasi yang dulu sempat lama terbendung di
    era Orde Baru, menjadi agenda utama pemerintahan reformasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
    program-program guna menyosialisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai tersebut.
    Pemilihan umum yang luber dan jurdil, menjadi gerbang pembuka pelaksanaan
    kehidupan bernegara yang bersih. Pemilu juga menjadi pintu gerbang pembuka sosialisasi dan
    transformasi nilai demokrasi. Terealisasinya pemilu langsung oleh rakyat biasa menjadi bukti
    nyata suksesnya agenda tersebut. Akan tetapi di lain sisi masih banyak terjadi peristiwa atau
    fenomena yang menyimpang bahkan sama sekali tidak demokratis. Masih banyak sekali terjadi
    demonstrasi yang berujung kerusuhan atau kebebasan pers yang berujung pada pertikaian dan
    saling membuka aib.
    Banyak pihak yang berpendapat bahwa persitiwa dan fenomena tersebut adalah akibat
    dari kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya.
    a. Peristiwa pemilu di Indonesia
    Pemilu pertama dilangsungkan pada tahun 1955 dan bertujuan untuk memilih anggotaanggota
    DPR dan Konstituante. Pemilu 1955 dipersiapkan pada masa pemerintahan Perdana
    Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat
    pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin
    Harahap.
    Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
    1) Tahap pertama, adalah pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan
    pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu.
    2) Tahap kedua, adalah pemilu untuk memilih anggota konstituante. Tahap ini diselenggarakan
    pada tanggal 15 Desember 1955.
    Lima besar dalam Pemilu 1955 adalah Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul
    Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
    Pemilu selanjutnya dilaksanakan pada masa Orde Baru. Pemilu diselenggarakan pada tahun
    1971, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalah pemilu pertama setelah Orde Baru.
    Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik. Lima besar dalam Pemilu 1971 adalah Golongan Karya,
    Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
    72 PKn SMA/MA Kelas XI
    Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik
    dan Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik. Dengan demikian, hanya
    terdapat dua partai politik, yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi
    Indonesia, serta satu Golongan Karya (Golkar).
    Dengan adanya fusi partai politik, pemilu selanjutnya pada masa Orde Baru hanya diikuti
    3 kontestan. Pemilu dengan tiga kontestan berlangsung pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992,
    dan 1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.
    Pemilu pada masa Orde Baru selalu dimenangkan oleh Golongan Karya.
    Pada tahun 1998, bangsa Indonesia memasuki Era Reformasi. Pada masa ini berlangsung
    pemilu pertama pada tahun 1999. Pemilu 1999 dilangsungkan pada tahun pada tanggal 7 Juni
    1999 di bawah pemerintahan Presiden B.J. Habibie. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik.
    Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara
    pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR. Hal tersebut sama seperti
    yang berlangsung pada masa Orde Baru. Lima besar Pemilu 1999 adalah Partai Demokrasi
    Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan
    Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
    Meskipun masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara pada
    Pemilu 1999 ini bisa dilakukan sesuai jadwal, yakni tanggal 7 Juni 1999. Tidak seperti
    yang diprediksikan dan dikhawatirkan banyak pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999
    bisa terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Hanya di beberapa Daerah
    Tingkat II di Sumatra Utara yang pelaksanaan pemungutan suaranya terpaksa diundur suara
    satu pekan. Itu pun karena adanya keterlambatan datangnya perlengkapan pemungutan
    suara.
    Sumber: wordpress.com
    Gambar 2.16 Pemerintahan Presiden B.J Habibie berhasil melaksanakan Pemilu 1999
    dengan aman dan damai..
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 73
    Diskusikan bersama kelompok Anda, kemudian presentasikan di depan kelas!
    1. Bagaimana dengan pelaksanaan demokrasi saat ini, apakah sudah lebih
    baik dari kurun waktu sebelumnya? Bagaimana tanggapan Anda?
    2. Pelaksanaan demokrasi saat ini dilihat dari kebebasan berserikat, berkumpul
    dan mengeluarkan pendapat memang lebih terbuka dibanding dengan
    kurun waktu sebelumnya (Orde Baru). Akan tetapi kebebasan tersebut
    seakan-akan tanpa batas sehingga akhirnya terjadi situasi perdebatan
    politik dan hukum yang berkepanjangan.
    Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan Anda!
    Arena Diskusi
    Pemilu pada masa reformasi berlangsung kembali pada tahun 2004 dan 2009. Mulai
    pelaksanaan Pemilu 2004, terdapat perubahan tujuan pelaksanaan pemilu. Pemilu tidak hanya
    memilih wakil-wakil rakyat, akan tetapi juga memilih presiden dan wakil presiden secara
    langsung.
    Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan untuk memilih secara langsung
    presiden dan wakil presiden. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono.
    Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil
    mendapatkan suara lebih dari 50%. Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang
    diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan
    Yudhoyono-Jusuf Kalla. Pergantian kekuasaan berlangsung mulus dan merupakan sejarah bagi
    Indonesia yang belum pernah mengalami pergantian kekuasaan tanpa huru-hara.
    Pilpres 2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-
    Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara
    60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad
    Jusuf Kalla-Wiranto.
    Info Khusus
    Peserta Pemilu 2009
    No. Partai
    Jumlah
    suara
    Persentase
    suara
    Jumlah
    kursi
    Persentase
    kursi
    Status PT
    1 Partai Hati Nurani Rakyat 3.922.870 3,77% 17 3,04% Lolos
    2 Partai Karya Peduli Bangsa 1.461.182 1,40% 0 0,00% Tidak lolos
    3 Partai Pengusaha dan Pekerja
    Indonesia
    745.625 0,72% 0 0,00% Tidak lolos
    4 Partai Peduli Rakyat Nasional 1.260.794 1,21% 0 0,00% Tidak lolos
    5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4.646.406 4,46% 26 4,64% Lolos
    6 Partai Barisan Nasional 761.086 0,73% 0 0,00% Tidak lolos
    7 Partai Keadilan dan Persatuan
    Indonesia
    934.892 0,90% 0 0,00% Tidak lolos
    8 Partai Keadilan Sejahtera 8.206.955 7,88% 57 10,18% Lolos
    74 PKn SMA/MA Kelas XI
    No. Partai
    Jumlah
    suara
    Persentase
    suara
    Jumlah
    kursi
    Persentase
    kursi
    Status PT
    9 Partai Amanat Nasional 6.254.580 6,01% 46 8,21% Lolos
    10 Partai Perjuangan Indonesia
    Baru
    197.371 0,19% 0 0,00% Tidak lolos
    11 Partai Kedaulatan 437.121 0,42% 0 0,00% Tidak lolos
    12 Partai Persatuan Daerah 550.581 0,53% 0 0,00% Tidak lolos
    13 Partai Kebangkitan Bangsa 5.146.122 4,94% 28 5,00% Lolos
    14 Partai Pemuda Indonesia 414.043 0,40% 0 0,00% Tidak lolos
    15 Partai Nasional Indonesia
    Marhaenisme
    316.752 0,30% 0 0,00% Tidak lolos
    16 Partai Demokrasi Pembaruan 896.660 0,86% 0 0,00% Tidak lolos
    17 Partai Karya Perjuangan 351.440 0,34% 0 0,00% Tidak lolos
    18 Partai Matahari Bangsa 414.750 0,40% 0 0,00% Tidak lolos
    19 Partai Penegak Demokrasi
    Indonesia
    137.727 0,13% 0 0,00% Tidak lolos
    20 Partai Demokrasi Kebangsaan 671.244 0,64% 0 0,00% Tidak lolos
    21 Partai Republika Nusantara 630.780 0,61% 0 0,00% Tidak lolos
    22 Partai Pelopor 342.914 0,33% 0 0,00% Tidak lolos
    23 Partai Golongan Karya 15.037.757 14,45% 107 19,11% Lolos
    24 Partai Persatuan Pembangunan 5.533.214 5,32% 37 6,61% Lolos
    25 Partai Damai Sejahtera 1.541.592 1,48% 0 0,00% Tidak lolos
    26 Partai Nasional Benteng
    Kerakyatan Indonesia
    468.696 0,45% 0 0,00% Tidak lolos
    27 Partai Bulan Bintang 1.864.752 1,79% 0 0,00% Tidak lolos
    28 Partai Demokrasi Indonesia
    Perjuangan
    14.600.091 14,03% 94 16,79% Lolos
    29 Partai Bintang Reformasi 1.264.333 1,21% 0 0,00% Tidak lolos
    30 Partai Patriot 547.351 0,53% 0 0,00% Tidak lolos
    31 Partai Demokrat 21.703.137 20,85% 148 26,43% Lolos
    32 Partai Kasih Demokrasi
    Indonesia
    324.553 0,31% 0 0,00% Tidak lolos
    33 Partai Indonesia Sejahtera 320.665 0,31% 0 0,00% Tidak lolos
    34 Partai Kebangkitan Nasional
    Ulama
    1.527.593 1,47% 0 0,00% Tidak lolos
    41 Partai Merdeka 111.623 0,11% 0 0,00% Tidak lolos
    42 Partai Persatuan Nahdlatul
    Ummah Indonesia
    146.779 0,14% 0 0,00% Tidak lolos
    43 Partai Sarikat Indonesia 140.551 0,14% 0 0,00% Tidak lolos
    44 Partai Buruh 265.203 0,25% 0 0,00% Tidak lolos
    Jumlah 104.099.785 100,00% 560 100,00%
    Sumber: id.wikipedia.org
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 75
    b. Asas-asas pemilu
    Pemilihan umum di Indonesia menganut asas luber yang merupakan singkatan dari
    langsung, umum, bebas, dan rahasia. Asas luber sudah diberlakukan sejak masa Orde Baru.
    Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
    diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah
    memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya
    tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih
    bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
    Kemudian di era reformasi berkembang pula asas jurdil. Jadi asas pemilu menjadi luber dan
    jurdil. Jurdil merupakan akronim dari kata jujur dan adil. Asas jujur mengandung arti bahwa
    pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap
    warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara
    pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil
    adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan
    ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak
    hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
    Menurut pendapat Anda, bagaimana perkembangan pelaksanaan pemilu di
    Indonesia? Tuangkan pendapat Anda dalam bentuk ulasan singkat, kemudian
    kumpulkan hasilnya pada guru!
    Aktivitas Mandiri
    Perilaku demokratis adalah perilaku seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
    Sikap atau perilaku yang demokratis dapat mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi.
    Perilaku demokratis pada umumnya akan muncul dalam bentuk sebagai berikut:
    1. Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain
    Contoh sikap menerima perlakuan yang demokratis dari orang lain di antaranya:
    a. menerima kritikan dengan lapang dada,
    b. menghargai pendapat dari orang lain,
    c. menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana,
    d. menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,
    e. menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
    2. Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain
    Contoh sikap berperilaku demokratis kepada orang lain di antaranya:
    a. tidak suka memaksakan kehendak,
    b. tidak suka memotong pembicaraan orang lain,
    c. tidak bersikap egois,
    d. akomodatif terhadap kepentingan umum,
    E Perilaku Budaya Demokrasi
    76 PKn SMA/MA Kelas XI
    e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,
    f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,
    g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara.
    Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan atau kecenderungan untuk
    bertingkah laku dengan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai dialog yang
    kreatif dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai
    demokrasi Pancasila.
    Perilaku demokratis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini dapat
    dimulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat awal
    seorang anak menerima pendidikan demokrasi. Kebiasan dalam keluarga ini dapat menjadi
    bekal ketika anak melakukan pergaulan di luar lingkungan keluarga, seperti di lingkungan
    sekolah, lingkungan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
    3. Perilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga
    Pengenalan sikap demokratis dapat dimulai dari rumah. Setiap keluarga dapat menerapkan
    sikap demokratis bagi seluruh anggotanya. Beberapa contoh penerapan sikap demokratis
    dalam keluarga antara lain:
    a. saling menghargai pendapat,
    b. saling menghormati dan menyayangi satu sama lain,
    c. mendiskusikan permasalahan,
    d. dapat berbagi peran dalam keluarga,
    4. Perilaku Demokratis di Lingkungan Sekolah
    Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku
    demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan
    teori yang telah dipelajari di sekolah.
    Contoh perilaku budaya demokratis yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah adalah:
    a. memilih ketua kelas,
    b. membuat struktur organisasi kelas,
    c. memilih ketua OSIS,
    d. membuat struktur organisasi kelas,
    e. berdiskusi,
    f. bermain bersama teman,
    g. menyusun program kerja OSIS.
    5. Perilaku Demokratis di Lingkungan Masyarakat
    Penerapan perilaku demokratis makin dibutuhkan dalam pergaulan di masyarakat.
    Lingkungan masyarakat merupakan tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Contoh
    perilaku budaya demokratis dalam lingkungan masyarakat adalah:
    a. memilih ketua RT, ketua RW, hingga kepala desa,
    b. melakukan musyawarah desa,
    c. menghargai perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan,
    d. mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
    Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 77
    6. Perilaku Demokratis dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
    a. Pemilihan umum
    Pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Mulai tahun 2004, pemilu
    dilaksanakan untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat pusat dan daerah serta
    pasangan presiden dan wakil presiden. Bagi negara, pemilu menjadi tonggak pelaksanaan
    demokrasi. Melalui pemilu, rakyat melaksanakan haknya untuk memilih wakil di parlemen
    serta pemimpin negara.
    Pelaksanaan pemilu menunjukkan perilaku demokratis dalam suatu negara. Melalui
    pemilu, pelaksanaan pemerintahan dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat. Setiap warga negara
    memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa paksaan, tekanan, dan pengaruh pihak
    lain.
    b. Pemilihan kepala daerah
    Pemilihan kepala daerah (pilkada) menunjukkan pelaksanaan demokrasi masyarakat di
    daerah. Pilkada dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pilkada dilaksanakan di daerah provinsi,
    kabupaten, dan kota.
    Pilkada menjadi indikator pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah. Dalam
    pilkada, masyarakat berhak memiliki pasangan pemimpin daerah sesuai dengan ketetapan hati
    masing-masing. Di tingkat provinsi, rakyat memilih gubernur dan wakil gubernur, di tingkat
    kabupaten, rakyat memilih bupati dan wakil bupati, di tingkat kota, rakyat memilih wali kota
    dan wakil wali kota.
    c. Pembagian kekuasaan
    Dalam pemerintahan yang demokratis, kekuasaan tidak terpusat pada satu lembaga.
    Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui pembagian kekuasaan. Seperti
    yang berlaku di Indonesia, kekuasaan negara dibagi menjadi 3, yaitu kekuasaan eksekutif,
    kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yudikatif.
    d. Kebebasan pers
    Pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Pers diharapkan mampu menjadi penyeimbang
    dalam proses demokratisasi. Pers perlu memperoleh kebebasan agar mampu melaksanakan
    perannya. Pers yang dilindungi kebebasannya adalah pers yang bertanggung jawab dan
    konstruktif.
    e. Pluralisme
    Pluralisme menunjukkan keberagaman suatu bangsa. Perilaku demokratis ditunjukkan
    dengan adanya penghargaan terhadap keberagaman. Pluralisme harus dijamin oleh negara.
    Tidak ada pembeda antara kelompok mayoritas maupun minoritas. Semua suku, agama, ras,
    dan golongan memiliki hak dan kewajiban yang sama di berbagai bidang kehidupan.
    f. Kesetaraan hukum
    Perilaku demokratis ditunjukkan dengan kesetaraan hukum. Semua warga negara
    memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Penerapan hukum didasarkan pada fakta
    hukum dengan dilandasi norma hukum yang berlaku.
    78 PKn SMA/MA Kelas XI
    Negara Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi.
    Dalam negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi
    berada di tangan rakyat melalui wakil-wakilnya yang duduk di lembaga
    perwakilan.
    Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno.
    Demokrasi merupakan gaya hidup serta tata masyarakat tertentu yang
    mengandung unsur-unsur moral.
    Penerapan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,
    membawa keuntungan bagi masyarakat.
    Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica.
    Prinsip semacam trias politica menjadi sangat penting untuk menghindari

    dominasi salah satu lembaga atas lembaga yang lain.
    Demokrasi yang diharapkan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat
    Indonesia saat ini belum bisa terwujud.
    Keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur
    berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
    Share:

    Pencarian

    Arsip Blog